Ketua Komisi VII DPR RI, Saleh Partaonan Daulay, mendorong perajin tenun ikat di Nusa Tenggara Timur (NTT) bisa mendapat bantuan modal dari program kredit usaha rakyat (KUR). Menurutnya, pemasaran tenun ikat NTT dapat berkembang dan bersaing jika ditopang oleh permodalan.
"Kalau ada modal, maka pengusaha-pengusaha kecil di sini bisa dapat KUR," ujar Saleh saat mengunjungi Rumah Tenun Ikat Ina Sabu di Kupang, NTT, Kamis (11/12/2025).
Saleh menilai tenun ikat khas NTT juga dapat bersaing dengan pakaian batik di wilayah lain. Dia meminta agar pemerintah daerah turut membina usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan membantu mempromosikan tenun ikat NTT.
"Sebenarnya di daerah NTT ini sangat kaya dengan tenunan, sangat-sangat kompetitif sebetulnya. Kami ingin ini akan berkembang," ujar Saleh.
"Saya lihat tadi ada (tenun) yang harganya Rp 3 juta, kalau yang sudah jadi. Kalau yang belum jadi, malah Rp 2,5 juta. Ini yang harus kita jual juga, jadi kalau pemerintah ikut serta dan pembinaannya juga bagus bisa jual ke daerah lain," imbuh politikus PAN itu.
Selain mengunjungi rumah produksi tenun ikat di Kupang, Komisi VII DPR RI juga melalukan reses ke Desa Wisata Lasiana, Kupang. Saleh berharap Desa Lasiana memiliki standar yang jelas agar bisa bersaing sebagai desa wisata.
"Salah satu kami lihat standarnya seperti apa sehingga bisa dikategorikan desa/kampung wisata. Kalau di sini sudah ada standarisasi, kriterianya itu nanti kami bandingkan dengan daerah lain di provinsi lain," terang dia.
Simak Video "Video Korban Kasus Konser Bermasalah Bisa Ajukan RDP ke DPR, Ini Caranya!"
(iws/iws)