Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) mengerahkan 229 personel untuk mengamankan perhelatan Indonesia-Pacific Cultural Synergy (IPACS) 2025 di Kota Kupang. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, 11-13 November 2025.
Kabid Humas Polda NTT Kombes Henry Novika Chandra mengatakan personel gabungan dari Polda NTT dan Polresta Kupang Kota diterjunkan untuk memastikan keamanan seluruh rangkaian acara.
"Polda NTT telah menyiapkan pengamanan secara menyeluruh dengan mengerahkan sebanyak 229 personel yang tergabung dari Polda NTT dan Polresta Kupang Kota," ujar Henry kepada detikBali, Selasa (11/11/2025).
Henry menjelaskan pengamanan tersebut bertujuan mendukung kelancaran kegiatan dan menjamin keamanan para delegasi.
"Kami berkomitmen untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan IPACS 2025 dapat berjalan dengan baik, aman, dan lancar, serta memberikan kesan positif bagi para tamu dan peserta dari berbagai negara," jelasnya.
Delegasi dari 13 negara hadir dalam forum kebudayaan internasional Indonesia-Pacific Cultural Synergy (IPACS) 2025 yang digagas Kementerian Kebudayaan RI.
"Ada sekitar 17 negara di Pasifik, tapi yang hadir saat ini ada 13 negara. Ada dari negara-negara Melanesia dan Pasifik," ujar Menteri Kebudayaan Fadli Zon kepada wartawan di Kota Kupang.
15 Produk Kerajinan Lokal Dipamerkan
Dalam rangkaian IPACS 2025, Kementerian Kebudayaan menggelar pameran bertajuk Celebrating Shared Cultures and Community Wisdom yang menampilkan 15 anjungan kerajinan tradisional khas NTT, mulai dari tekstil tradisional, produk kuliner, hingga ekspresi budaya lainnya.
"Pameran ini menyuguhkan keragaman budaya NTT meliputi 15 anjungan kerajinan tradisional seperti tekstil tradisional, produk kuliner, UMKM, hingga ekspresi budaya lainnya," ujar Fadli Zon.
Pameran tersebut terbuka untuk umum hingga 13 November 2025. Sejumlah ekspresi budaya turut menyemarakkan acara, di antaranya Tari Orsa Modao dari Papua Tengah sebagai simbol harmoni, Tari Maekat dari NTT, Tari Paramiki, hingga musik Sasando yang memadukan irama tradisional dan pop Indonesia.
Menurut Fadli, acara itu juga menghadirkan sesi wicara travel-vlog budaya Pasifik pada 12 November 2025. "Saya berharap pameran ini dapat menjadi wadah untuk mengenalkan budaya Nusantara yang kaya," ujarnya.
Pembukaan pameran IPACS 2025 dihadiri sejumlah pejabat dan tokoh, antara lain Wakil Menteri Dalam Negeri Ribka Haluk, Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena, Wali Kota Kupang Christian Widodo, Duta Besar Keliling untuk kawasan Pasifik periode 2017-2021 Tantowi Yahya, serta jajaran pemerintahan daerah dan pelajar.
"Mudah-mudahan, pameran ini bisa menunjukkan komitmen berkelanjutan Kementerian Kebudayaan untuk memajukan kekayaan budaya Indonesia yang merupakan megadiversity, sekaligus melakukan diplomasi budaya ke panggung internasional," tutur Fadli.
Fadli menegaskan pameran IPACS 2025 merupakan bentuk penghormatan terhadap warisan budaya yang berakar di NTT sekaligus wujud semangat kolaborasi budaya kawasan timur Indonesia.
"Pameran IPACS 2025 adalah penghormatan dan perayaan warisan budaya yang berakar di tanah NTT. Pameran ini juga mencerminkan komitmen Indonesia yang lebih luas untuk memajukan kebudayaan sebagai kekuatan penting bagi kerja sama regional, yang menghubungkan masyarakat di seluruh Nusantara dan Samudera Pasifik," urai Fadli.
Ia menyebut IPACS 2025 menjadi wujud persatuan lintas negara, karena masyarakat di kawasan Pasifik memiliki akar budaya dan maritim yang serumpun. "Apa yang kita saksikan hari ini adalah sinergi dalam bentuk yang nyata, di mana para seniman, praktisi budaya, dan komunitas dari seluruh Nusantara dan Pasifik bersatu," kata Fadli.
Selain pameran budaya, Kementerian Kebudayaan juga menampilkan stan bertajuk The Listening Thread yang menjadi simbol pemberdayaan praktisi budaya di Indonesia Timur.
"Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia merasa terhormat mempersembahkan stan kami sebagai sebuah ruang di mana beragam narasi budaya saling bertautan, merangkai kisah dan identitas melalui beragam koleksi," pungkas Fadli.
Simak Video "Video: Pemkot Kupang Siapkan 1 Mobil Pengantin Gratis untuk Warga"
(dpw/dpw)