Denpasar Tata Kawasan Heritage 2026, Hadirkan Ekosistem Ekonomi Baru

Karsiani Putri, Hani Sofia Muthmainnah - detikBali
Rabu, 26 Nov 2025 15:15 WIB
Wakil Wali Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa ketika dijumpai di Gedung Dharma Negara Alaya, Denpasar, Bali pada Rabu (26/11/2025). (Foto: Karsiani Putri/detikBali)
Denpasar -

Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar akan menata kawasan heritage pada 2026. Lokasinya meliputi Jalan Gajah Mada, Jalan Hasanudin, Jalan Sumatera, Jalan Thamrin, hingga Jalan Sulawesi di pusat Kota Denpasar.

"Harapan Pak Wali Kota Denpasar bagaimana setelah melakukan penataan kawasan itu bisa terbangun ekosistem ekonomi yang baru di pusat kota kita," ujar Wakil Wali Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa di Gedung Dharma Negara Alaya Denpasar, Bali, Rabu (26/11/2025).

Penataan ini dilakukan untuk menjaga kawasan tua yang masih berdiri serta memperkuat identitas historis, ekonomi, dan budaya Denpasar. Pemerintah ingin setiap pembaharuan tetap mempertahankan karakter heritage dan memberi kenyamanan bagi masyarakat.

Penataan Fasilitas dan Trotoar

Arya Wibawa menjelaskan beberapa langkah yang akan dilaksanakan, termasuk peningkatan kualitas trotoar. Sebelumnya trotoar berbahan beton dan akan diganti batu andesit yang dinilai lebih kuat dan estetik.

"Pak Wali juga menginginkan penataan Jalan Sulawesi agar ada taman dan penataannya tidak lagi ada pelanggaran sempadan sungai. Jadi, itu akan ditarik, mungkin dari sempadan sungai 3 meter mundur," jelasnya.

Pemkot juga akan memperbanyak lampu penerangan di titik yang masih minim cahaya untuk memberikan rasa aman, khususnya bagi aktivitas wisata malam yang menjadi penggerak ekonomi.

Ia menegaskan penataan dilakukan secara menyeluruh. "Sumatra termasuk juga dengan Kartini ke utara itu kita akan melakukan penataan kawasan ya. Bukan sektor-sektor itu kawasan ya," ucapnya.

Anggaran penataan mencapai Rp 120-150 miliar. Dalam prosesnya, Pemkot Denpasar ikut menggandeng seniman dan anak muda.

"Mudah-mudahan anak-anak muda yang sedang mengkaji konsep ekosistem ini bisa menerjemahkan apa yang menjadi arahan Bapak Wali. Kami sangat bermimpi sekali kawasan kawasan heritage kami bisa hidup secara ekosistem," kata Arya Wibawa.

Dorong Kehadiran Street Food

Banyak usulan dari warga dan pedagang pasar agar disediakan area street food. Pemerintah menilai konsep ini bisa dihadirkan dengan pemanfaatan ruang yang lebih fleksibel.

"Trotoar itu untuk kenyamanan pejalan kaki. Kemudian di Jalan Sulawesi pada waktu tertentu, kita bisa melihat contoh dari negara lain, seperti Alor dan sebagainya. Pagi hari jalan dipakai sebagai akses kendaraan, sedangkan malam harinya digunakan khusus untuk street food. Mudah-mudahan konsep seperti itu bisa kita wujudkan di Denpasar," tuturnya.

Dengan konsep ini, aktivitas siang dan malam bisa berjalan berdampingan tanpa saling mengganggu. Pemkot berharap pedagang pasar, pelaku UMKM, hingga wisatawan bisa beraktivitas lebih aman sekaligus memperkuat daya tarik kawasan heritage sebagai pusat budaya, kuliner, dan interaksi sosial di Kota Denpasar.



Simak Video "Video: Momen Ara Tinjau Rusun ASN Kemenkeu di Bali"

(dpw/dpw)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork