Hari Raya Idul Adha dikenal juga dengan Hari Raya Kurban. Hari raya ini diperingati oleh seluruh umat Muslim setiap tahunnya pada 10 Dzulhijjah dengan memotong hewan kurban.
Dalam Hadits Hasan, riwayat al-Tirmidzi: 1413 dan Ibn Majah: 3117 menyebutkan:
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ إِنَّهَا لَتَأْتِي يَوْمَ
الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلَافِهَا وَأَنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنْ اللَّهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ مِنْ الْأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا
Artinya: "Tidak ada suatu amalan yang dikerjakan anak Adam (manusia) pada hari raya Idul Adha yang lebih dicintai oleh Allah dari menyembelih hewan.
Karena hewan itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kuku kakinya. Darah hewan itu akan sampai di sisi Allah sebelum menetes ke tanah. Karenanya, lapangkanlah jiwamu untuk melakukannya." (Hadits Hasan, riwayat al-Tirmidzi: 1413 dan Ibn Majah: 3117).
Pemotongan kurban dilakukan setelah melaksanakan salat Idul Adha di pagi hari. Biasanya proses pemotongan kurban dilakukan di halaman masjid dan kemudian dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan maupun orang sekitar.
Mengapa Idul Adha identik dengan memotong kurban? Simak informasi yang telah dirangkum detikBali berikut ini.
Mengapa Idul Adha disebut Idul Kurban?
Melansir dari laman Kemenag Bali, Idul Adha merayakan dua peringatan penting dalam agama Islam yakni ibadah haji dan penyembelihan hewan kurban.
Ibadah haji adalah perjalanan spiritual ke Makkah yang dilakukan oleh umat Islam sekali seumur hidup, jika mereka mampu melakukannya secara fisik dan finansial. Sedangkan penyembelihan hewan kurban adalah praktik sunnah muakkadah bagi umat Islam yang telah dewasa, berakal, dan mampu secara finansial.
Asal usul kata Idul Adha juga memiliki makna yang dalam. Id berasal dari kata ada yaudu dalam bahasa Arab yang berarti kembali, sementara Adha berasal dari kata udhiyah yang berarti kurban. Oleh karena itu, Idul Adha dapat diartikan sebagai kembali berkurban.
Perayaan Idul Adha mencerminkan pentingnya pengorbanan dan kepatuhan kepada Allah dalam agama Islam. Selain itu, juga menjadi waktu untuk berbagi dengan sesama dan merayakan persaudaraan umat Islam di seluruh dunia.
Sejarah Hari Raya Idul Adha
Penyembelihan hewan kurban dalam Islam memiliki sejarah yang dalam. Perayaan ini berasal dari kisah Nabi Ibrahim dan putranya, Nabi Ismail. Allah SWT menguji keimanan Nabi Ibrahim dengan perintah untuk menyembelih putranya sebagai kurban. Meskipun Nabi Ibrahim sangat menginginkan seorang anak, ia dengan tulus taat kepada perintah Allah SWT.
Nabi Ismail sebagai seorang putra yang taat juga mendukung keputusan ayahnya untuk mematuhi perintah Allah. Dengan penuh kepasrahan, Nabi Ismail meminta agar ayahnya melaksanakan perintah tersebut.
Ketika Nabi Ibrahim siap untuk melaksanakan perintah tersebut, Allah SWT menggantikan Nabi Ismail dengan seekor domba sebagai kurban. Hal ini sebagai penghormatan atas kesetiaan dan ketakwaan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Daging domba yang disediakan kemudian dibagikan kepada sesama umat Islam sebagai tanda persaudaraan dan berbagi rezeki.
Kisah ini menjadi landasan bagi tradisi penyembelihan hewan kurban dalam Islam dan memberikan makna mendalam bagi umat Islam dalam pengorbanan, taat kepada Allah, dan persaudaraan antar sesama.
Demikian informasi mengenai mengapa Hari Raya Idul Adha identik dengan kurban. Semoga informasi di atas menjawab rasa penasaran Anda.
Artikel ini ditulis oleh Husna Putri Maharani peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
Simak Video "Video: Kurban Online Memang Bisa? Ini Hukum dalam Islam"
(nor/nor)