Internasional

Krisis Kelaparan Melanda Gaza, Warga Makan Pakan Ternak

Tim detikNews - detikBali
Minggu, 03 Mar 2024 21:22 WIB
Ilustrasi Gaza krisis makanan. Foto: BBC World
Denpasar -

Krisis kelaparan melanda Gaza, Palestina, akibat invasi Israel. Warga Gaza terpaksa membuat makanan dari pakan hewan ternak.

Dikutip dari detikNews, salah satu warga Gaza, Abu Qusay Abu Nasser (44) bercerita dirinya dan keluarganya menderita kelaparan hebat karena kekurangan makanan di rumah mereka di Gaza utara. Anak-anaknya kadang sampai menjerit-jerit saat terbangun dari tidur akibat kelaparan.

Abu Nasser mengaku tak mampu menemukan solusi cepat untuk memberi makan anak-anaknya di tengah perang yang terus terjadi dan blokade Israel yang menyebabkan bahan makanan sulit ditemukan. Situasi tersebut memaksa Abu Nasser menuju pasar kecil di kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara untuk mencari bahan makanan bagi keluarganya.

Dia melewati para pedagang yang memajang sayuran mereka, beberapa di antaranya tampak berjamur, dan mengamati ke kiri kanan berharap menemukan apapun yang dapat membantunya memberi makan anak-anaknya yang kelaparan. Nasser akhirnya cuma mendapat jagung kering dan selai yang dianggap sebagai pakan ternak di Gaza.

Abu Nasser berharap dapat menyiapkan roti dari bahan-bahan tersebut setelah persediaan gandum habis di bagian utara wilayah Gaza yang hancur akibat perang. Salah satu pedagang meletakkan sekantong kentang yang menunjukkan tanda-tanda pembusukan. Abu Nasser dan orang-orang yang lewat pun bergegas menghampirinya, berharap bisa membeli sesuatu yang bisa mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka.

"Sejak pagi, saya keluar mencari makanan, jagung, dan selai untuk memberi makan anak-anak saya yang kelaparan," kata Abu Nasser.

"Sejak kemarin, saya baru makan satu kurma, dan anak-anak menangis kelaparan. Saya tidak tahu harus berbuat apa. Saya pergi ke pasar Jabalia, namun saya hanya menemukan jagung kering yang dimaksudkan sebagai pakan ternak untuk membuat roti," sambungnya.

Abu Nasser mengatakan jeda pertempuran selama seminggu yang sempat terjadi tak memberi perubahan apapun bagi warga di Gaza utara. Dia mengatakan bantuan yang datang tidak dapat memenuhi kebutuhan warga di utara Gaza.

Abu Nasser mengatakan dia sempat terpaksa mengonsumsi Khubbayza (malva) sejenis tanaman hijau liar. Namun, katanya, tanaman tersebut tidak tersedia lagi karena banyaknya orang yang berebut bahan pangan.

"Apakah pendudukan Israel menghukum kami dengan tidak menyediakan makanan dan minuman? Apakah karena kami belum semua mengungsi ke Jalur Gaza bagian selatan?" ujarnya. Dia berharap negara-negara Arab dan muslim segera mengirim bantuan bagi warga Gaza.

Seorang wanita Palestina yang mengungsi di salah satu sekolah di Jabalia, Rawiya Rizq, mengatakan tak ada apapun yang bisa dimakan. Dia mengatakan warga di sana hidup dalam kelaparan.

"Tidak ada makanan, dan kami hidup dalam kelaparan. Kami mengonsumsi pakan ternak yang jumlahnya semakin sedikit, dan penyakit menyebar dengan cepat. Anak-anak menderita campak dan hepatitis, sementara orang dewasa menderita diabetes dan tekanan darah tinggi," ujarnya.

Rizq menjelaskan pakan ternak juga langka dan mahal. Dia mengatakan pakan ternak tiga kilogram dijual dengan harga USD 219 atau setara Rp 3.438.727.

Cerita selengkapnya klik halaman berikutnya



Simak Video "Video: Visual Satelit Sebelum dan Setelah Genosida Gaza oleh Israel"

(nor/hsa)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

detikNetwork