Gagal Rayu FIFA, Erick Thohir Beri 5 Poin Penting

Tim detikSport - detikBali
Sabtu, 01 Apr 2023 15:59 WIB
Foto: Youtube Sekretariat Presiden
-

Ketum PSSI Erick Thohir memberikan lima poin penting terkait batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Pembatalan ini turut mengubur mimpi para pemain muda berbakat Indonesia yang seharusnya bisa ikut berlaga.

Piala Dunia U-20 sedianya digelar di enam kota di Indonesia pada 20 Mei sampai 11 Juni nanti. Sayang, FIFA resmi mencoret status Indonesia sebagai tuan rumah, pada 29 Maret lalu.

Jumat (31/3) Ketum PSSI Erick Thohir muncul ke publik dalam jumpa pers di Istana Negara. Perjuangan Erick melobi FIFA gagal.

Dari kegagalan itu, ada lima poin penting dari pernyataan Erick selepas Indonesia batal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Berikut lima poinnya:

1. Semoga sanksi FIFA tidak berat

Erick Thohir mengaku FIFA belum memberikan sanksi. Namun dalam waktu dekat, Erick dan PSSI akan dipanggil lagi menghadap untuk menerima hukumannya.

"FIFA sedang mempelajari dan mempertimbangkan sanksi untuk Indonesia," jelasnya di Istana Negara, Jumat (31/3).

"Saya menunggu undangan kembali dari FIFA setelah FIFA Council meeting beberapa hari ke depan. Saya siap kembali bertemu FIFA,'" tambahnya sebagaimana dilansir pada detikSport.

Ada dua sanksi menanti, yakni bisa jadi sanksi ringan atau sanksi berat. Kalau sanksi ringan cuma sebatas denda dan administrasi. Kalau sanksi berat, mari berdoa semoga tidak kejadian.

"Sanksi terberat, kita tidak bisa ikut kompetisi di seluruh dunia sebagai tim nasional dan klub, juga berarti kemunduran buat sepakbola Indonesia," ungkapnya.

"Kalau kena sanksi berat, ya kita berarti sendirian dari permainan, pembinaan wasit, pengembangan usia muda nggak tentu ke depannya, dan lainnya. Di Indonesia, sepakbola adalah mata pencarian," paparnya.

2. Banyak intervensi

Erick Thohir menyebut intervensi sana-sini membuat FIFA akhirnya memberi hukuman alias membatalkan Piala Dunia U-20 di Indonesia.

"FIFA ini otoritas tertinggi sepakbola di dunia. Tentu dengan segala keberatan-keberatan (dari berbagai pihak-red) yang sudah disampaikan itu, tentu FIFA melihatnya sebagai sebuah intervensi," ujarnya di Istana Negara, Jumat (31/3).

"Banyak sekali FIFA menghukum kalau ada intervensi government," tegasnya.

"Host kontrak (komitmen tuan rumah-red) sebagai negara dan juga daerah penyelenggara adalah salah satunya menjamin keamanan. Tentu, itu yang jadi pertimbangan FIFA juga," lanjutnya.


(Halaman selanjutnya, poin 3 sampai 5)



Simak Video "Video Rangkap Jabatan Menpora dan Ketum PSSI, Erick Tunggu Putusan FIFA"

(efr/BIR)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork