
Singapura Laporkan 3 Kasus Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5, Perlu Waswas?
Singapura melaporkan tiga kasus COVID-19 pertama dengan infeksi subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. Diyakini mampu kabur dari kekebalan, berbahayakah?
Singapura melaporkan tiga kasus COVID-19 pertama dengan infeksi subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. Diyakini mampu kabur dari kekebalan, berbahayakah?
Luhut Binsar Pandjaitan bercerita sempat terinfeksi Omicron saat ke Amerika Serikat. Pengalaman ini membuatnya tak ingin lengah dengan situasi di Indonesia.
Reinfeksi COVID-19 bukan hal yang asing, tetapi umumnya butuh waktu karena adanya antibodi yang terbentuk. Tapi ada lho, yang kena lagi hanya berselang 20 hari.
Sebesar 99,6 persen warga memiliki antibodi COVID-19 tak menjamin RI bebas dari risiko lonjakan kasus. Pakar menyoroti risiko varian baru, begini catatannya.
Beredar di media sosial informasi yang menyebutkan cara untuk mengatasi varian baru Corona BA.2 dan XE. Seperti apa faktanya? Berikut penjelasannya.
Dua kandidat vaksin baru siap untuk masuk tahap uji klinis. Kedua kandidat tersebut merupakan vaksin khusus untuk menangani Omicron.
Lantaran masih tergolong Omicron, gejala varian XE diyakini mirip flu biasa. Tapi begini gejala yang tetap harus diwaspadai, termasuk pegal-pegal dan kelelahan.
Makin banyak negara yang melaporkan varian XE rekombinan gabungan Omicron BA.1 dan BA.2. Negara tetangga RI ini juga melaporkan kasus pertamanya.
WHO membawa kabar terbaru soal 'saudara' baru dari varian Omicron, yaitu BA.4 dan BA.5. Kira-kira seberapa berbahaya dan menularnya subvarian baru itu?
Kasus varian Omicron di Indonesia kini sudah menembus angka 10 ribu dan tersisa dua wilayah yang masih 'bebas'. Berikut daftar terbarunya.