
KPAI Sebut Ketentuan Seragam SMAN 1 Banguntapan Tak Sesuai Permendikbud
KPAI meninjau SMAN 1 Banguntapan Bantul yang ramai dibicarakan karena dugaan pemaksaan jilbab pada seorang siswi. Ada sejumlah temuan yang diungkap. Apa saja?
KPAI meninjau SMAN 1 Banguntapan Bantul yang ramai dibicarakan karena dugaan pemaksaan jilbab pada seorang siswi. Ada sejumlah temuan yang diungkap. Apa saja?
Kasus siswi yang dipaksa mengenakan jilbab di SMAN di Bantul berbuntut panjang. Ibu siswi tersebut, Herprastyanti, membantah anaknya diberi tutorial jilbab.
Hasil asesmen psikologis lapis pertama menunjukkan korban mengalami pukulan psikologis akibat peristiwa 18-26 Juli yang dialami di sekolah. Ini penjelasannya.
"Anak saya tak pernah minta diberi tutorial. Ini adalah pemaksaan," kata ibu siswi yang diduga dipaksa pakai jilbab di SMAN 1 Banguntapan Bantul.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Jogja meminta semua pihak cooling down terkait kasus hijab siswi SMAN 1 Banguntapan. Begini penjelasannya.
KPAI telah menemui pihak korban dan pihak sekolah tempat terjadinya dugaan pemaksaan jilbab terhadap salah satu siswi. Asesmen psikologi dilakukan.
Seorang siswi SMAN 1 Banguntapan Bantul mengaku dipaksa mengenakan jilbab hingga depresi dan memilih pindah sekolah. Ibu siswi tersebut angkat bicara.
ORI DIY memanggil koordinator BK dan guru BK SMAN 1 Banguntapan, Bantul, untuk klarifikasi kasus hijab siswi. Sejumlah fakta terungkap.
"Agar proses belajar mengajar tidak terganggu," kata Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto. Simak pernyataan selengkapnya berikut ini.
Hasil klarifikasi Disdikpora akan dicocokkan dengan temuan ORI. Begini pernyataan Sekda DIY soal kasus hijab siswi SMAN 1 Banguntapan.