
Ibu Rumah Tangga pun Tak Lepas dari Risiko Tertular HIV-AIDS
Ibu rumah tangga mungkin lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah. Akan tetapi ini tidak menjadikan ibu rumah tangga aman dari risiko HIV-AIDS.
Ibu rumah tangga mungkin lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah. Akan tetapi ini tidak menjadikan ibu rumah tangga aman dari risiko HIV-AIDS.
Mengajak anak mencegah berbagai penyakit penting dilakukan. Termasuk untuk mencegah terjadinya HIV-AIDS.
Wanita dengan HIV-AIDS tak perlu khawatir jika ingin memiliki anak. Sebab, penularan HIV dari ibu ke bayi bisa dicegah.
Ibu ini terkena HIV-AIDS. Diskriminasi yang sempat ia terima pun terpaksa membuatnya tinggal terpisah dengan anak-anaknya.
Beberapa tahun lalu infeksi HIV mungkin dianggap penyakit mematikan. Namun kini dokter menyebut infeksi HIV lebih ringan dari kanker.
Kampanye pencegahan HIV-AIDS pada remaja tak bisa dengan sekadar brosur atau flier. Harus ada slogan dan media interaktif agar target informasinya tercapai.
Ketika terkena HIV, risiko yang bersangkutan serangan jantung hampir dua kali lipat. Ini karena terjadi penumpukkan plak di pembuluh darah.
Stigma negatif membuat orang sungkan untuk tes HIV. Nah untuk mengurangi kesan 'menyeramkan', tes HIV di Koja, Jakarta Utara digabung dengan tes kolesterol.
Permainan bahasa sangat berperan dalam menentukan kesuksesan program kesehatan. Contohnya ada di Puskesmas Kopo, Kota Bandung dengan program 'Ayo Buka Celana'.
Gaya hidupnya sungguh liar, pesta seks dan menghisap narkoba hampir tiap waktu. Begitu didiagnosis dengan AIDS, ia pun menghalalkan segala cara untuk hidup.