
Profesor UI Sebut Sebagian Besar Mutasi Membuat Corona Makin Lemah
"Walaupun virus itu terus bermutasi, tapi sebagian besar mutasi itu justru membuat virusnya tambah lemah," kata Prof Amin Soebandrio. Simak berikut ini.
"Walaupun virus itu terus bermutasi, tapi sebagian besar mutasi itu justru membuat virusnya tambah lemah," kata Prof Amin Soebandrio. Simak berikut ini.
Meski Korea Utara mengklaim wabah COVID-19 di negaranya terkendali, WHO waswas kondisi COVID-19 di negara tersebut bisa memicu munculnya varian Corona baru.
Sebesar 99,6 persen warga memiliki antibodi COVID-19 tak menjamin RI bebas dari risiko lonjakan kasus. Pakar menyoroti risiko varian baru, begini catatannya.
WHO menyatakan varian XE adalah yang paling menular di dunia dibandingkan mutasi sebelumnya namun diduga tidak lebih mematikan. Ini gejala yang dilaporkan.
Mengingat gejalanya lebih ringan dari varian sebelumnya, besarkah potensi Omicron jadi varian Corona terakhir? Tak bisa dipastikan, tapi ini kabar baiknya.
Varian Omicron telah menyebar ke banyak negara di dunia, termasuk negara tetangga RI yaitu Malaysia dan Singapura. Sebenarnya, seberapa mematikan varian ini?
Masker katup disebut-sebut jadi penyebab penyebaran COVID-19 varian Omicron di Hong Kong. Para ahli memang tidak merekomendasikan masker katup.
COVID-19 varian Omicron diketahui memiliki banyak mutasi. Studi menyebut salah satu mutasi tersebut kemungkinan dari virus lain.
Ahli penyakit menular Singapura memprediksi varian Omicron bisa mendominasi dunia dalam 3-6 bulan. Kemungkinan akan menggantikan varian Delta.
Menurut dokter di Afrika Selatan, orang yang terpapar varian Omicron gejalanya bisa lebih ringan dibandingkan dengan varian Delta.