
Ajakan dr Reisa: Jadikan 2022 Tahun Terakhir Pandemi di Indonesia
Masyarakat diharapkan dapat membantu percepatan vaksinasi dan turut menekan potensi munculnya gelombang ketiga pada liburan panjang akhir tahun 2021.
Masyarakat diharapkan dapat membantu percepatan vaksinasi dan turut menekan potensi munculnya gelombang ketiga pada liburan panjang akhir tahun 2021.
Satgas Covid-19 dalam keterangan pers hari ini, Kamis (18/11), menyampaikan bahwa mobilitas penduduk di Indonesia terus mengalami peningkatan.
Mengantisipasi lonjakan COVID-19 dan gelombang ketiga di masa Nataru, pemerintah disebut akan menerapkan PPKM level 3 yang berlaku di seluruh wilayah RI.
Pakar epidemiologi mengatakan potensi terjadinya gelombang ketiga sangat besar. Namun, ia memprediksi jumlah kasusnya tak lebih besar dari gelombang kedua.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyoroti meningkatnya mobilitas warga imbas penurunan level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Satgas IDI mengingatkan risiko gelombang ketiga COVID-19 di tengah munculnya klaster baru takziah, sekolah, hingga risiko varian baru di Malaysia.
Ahli Epidemiologi menyebut bahwa indikasi gelombang ketiga belum terlihat. Namun, ia menyebut indikasi itu bisa muncul jika pintu masuk dilonggarkan.
Wamenkes mengingatkan warga untuk tak euforia di tengah penurunan kasus COVID. Dia mengingatkan ada beberapa tempat yang mulai terindikasi kenaikan kasus COVID.
Pemerintah memperbarui aturan perjalanan transportasi pesawat dengan mewajibkan tes PCR. dr Reisa mengatakan ini sebagai antisipasi munculnya gelomban ketiga.
Indonesia diprediksi para pakar bisa menghadapi gelombang ketiga COVID-19 dalam beberapa bulan ke depan. Bila itu terjadi, kira-kira akan seberapa parah?