Sekeluarga ditemukan meninggal dunia diduga keracunan asap genset usai banjir yang melanda rumahnya Jalan Jalan Pasar lV Barat, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan, Sumatera Utara. Ini kronologi peristiwa tersebut.
Ratna (33) adik kandung korban mengatakan, ayah dan abangnya yang menjadi salah satu korban sempat komunikasi melalui telepon selulernya.
"Ayah kami kan tinggal sama saya, pada saat banjir itu (Rabu-Kamis) sempat nanya kabar keluarga abang saya (keluarga korban) via telepon, karena rumah mereka kena banjir," ucap Ratna kepada detikSumut,Senin (1/12/2025) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena khawatir lihat kondisi banjir dimana-mana yang menyebabkan korban jiwa termasuk di Kota Medan, rasa kekhawatiran keluarga pun semakin menguat, takut kondisi abang kandungnya tidak baik baik saja.
Salah satu anggota keluarga korban disuruh mendatangi rumah korban yang terletak di Jalan Jalan Pasar lV Barat, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan. Namun terlihat usaha galon air korban yang terletak di rumahnya tutup, saat berusaha dipanggil tidak ada jawaban.
"Biasanya buka galonnya jadi Jumat-Sabtu itu udah lost kontak jadi Jumat abang saya (anggota keluarga yang lain/bukan korban) coba gedor-gedor rumahnya cuman posisinya pintunya terkunci dari dalam," ujarnya.
Bahkan pada hari Sabtu berusaha di telepon melalui telepon selulernya namun tidak ada jawaban.
"Telepon tidak ada yang diangkat atau tidak ada yang bisa dihubungi," ucapnya.
Karena semakin curiga dengan keluarga yang tidak ada kabar, akhirnya keluarga kembali mendatangi rumah korban pada hari Minggu memanggil dan menanyakan beberapa tetangga sekitar, terkait kabar para korban.
"Hingga akhirnya Minggu balik lagi abang (anggota keluarga yang lain) digedor-gedor rumahnya tidak dibuka juga. Sempat tanya tetangga, memang abang saya kebanjiran rumahnya, bahkan tetangga sekitar bilang abang saya sempat keluar beli makanan, namun mereka sempat hidupin genset karena sekitar rumahnya mati lampu sebagai penerang,"katanya.
Pada akhirnya pihak keluarga berembuk untuk merencanakan pembukaan pintu rumah korban dengan cara paksa, jika sampai hari Senin juga tak kunjung ada kabar baik.
"Kemudian memutuskan kalau tidak dibuka juga coba kita bongkar paksa aja, rusak kan pintunya," ucapnya.
Hingga pada hari Senin pihak keluarga mendatangi rumah korban dan mencium aroma tidak sedap dari dalam rumah korban, menguatkan keluarganya dalam kondisi yang tidak memungkinkan.
"Kebetulan tadi minta tolong kepala lingkungan (kepling) Lurah disitu untuk izin, itulah dibuka, kita dobrak karena sudah tercium aroma (bau bangkai)," ujarnya.
Setelah dibuka paksa, melihat kondisi keluarganya ini dalam keadaan sudah tidak bernyawa dan kondisi yang mengenaskan.
"Pas (saat) dibuka itu ada kakak ipar saya di tangga kondisi badannya sudah menghitam, keponakan saya di kasur lantai 2, dan abg saya (meninggal) lantai 2," ucapnya.
Diduga mereka meninggal dunia sudah tiga hari yang lewat sejak tidak ada kabar pada Jumat (28/11/2025) lalu.
"Saat dilihat tadi, sepertinya mereka sudah tiga hari mereka meninggal bang, sejak Jumat kemarin," ucapnya.
Saat ini pihak keluarga sedang menunggu di rumah sakit Bhayangkara Medan untuk proses autopsi guna mengetahui penyebab kematian korban.
"Kita lagi berembuk keluarga, untuk proses autopsi abang saya ini,kita lihat saja nanti hasilnya apa bang," jelasnya.
Sementara, Kapolsek Medan Labuhan Kompol Tohab Sibuea mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan penyebab kematian para korban. Karena masih proses indentifikasi oleh pihak rumah sakit.
"Kalau itu dugaan, masih diidentifikasi masih dirumah sakit mayatnya, belum bisa kita simpulkan,"ucapnya saat diwawancarai detikSumut melalui telepon selulernya.
(afb/afb)











































