Kasus penculikan Bilqis, balita asal Makassar, Sulawesi Selatan, yang ditemukan di pemukiman Suku Anak Dalam (SAD) atau Orang Rimba di Merangin, Jambi, memicu stigma terhadap komunitas adat itu. Padahal, Orang Rimba justru menjadi penyelamat bocah 4 tahun itu setelah ditipu oleh sindikat penculikan.
Mata Tumenggung (sebutan pemimpin kelompok SAD atau Orang Rimba) Joni, menyala penuh getir ketika mengilas balik cerita bagaimana komunitas adat itu menerima keberadaan Bilqis dari pelaku sindikat penculikan. Banyak informasi menyudutkan kelompok Orang Rimba di Desa Mentawak, Merangin, itu sebagai penculik anak, pascakasus Bilqis mencuat.
"Niatnyo menolong dan kasihan dengan anak itu," kata Tumenggung Joni, saat ditemui detikSumbagsel, Kamis (13/11/2025).
Sepekan lalu, Selasa (4/11), pasangan Begendang dan Nerikai, dari kelompok Tumenggung Sikar, didatangi seorang perempuan bernama Merry Ana (42). Kedatangan Mery, meminta Bilqis balita diasuh oleh komunitas adat itu. Dia memikat dengan narasi kesedihan agar anak tersebut dirawat oleh kelompok Orang Rimba tersebut.
"Anak ini anak terlantar tidak diurus, karena anak ini dari keluargo tidak mampu," ujar Joni menirukan ucapan yang disampaikan pelaku kepada Begendang.
Tumenggung Joni menuturkan bahwa ketika Bilqis diantar, dua pelaku membawa secarik kertas pernyataan. Kertas itu disebutkan bahwa kedua orang tua Bilqis meminta anaknya itu dirawat. Tapi ternyata kertas itu hanyalah tipu muslihat untuk mengelabui Orang Rimba.
"Kami anak dalam ini kan tidak bisa baca, jadi percayo bae," kata Joni.
Berdasarkan penuturan Tumenggung Joni, Begendang dan istrinya merasa iba dan mengiyakan untuk merawat balita asal Makassar itu. Namun, di samping itu pelaku Merry meminta uang pengganti karena telah merawat Bilqis senilai Rp 85 juta.
"Jadi kami la lamo ngurus Bilqis ini, kalo bapak niat ngurus inikami la banyak habis mengurusnyo. Kami jugo la berat jugo, daripado terlantar kalo ado yang mau ngurus biaya kami la habis Rp 85juta, kato orang yang datang ke kelompok Pak Sikar," kata Jon, sapaan akrabnya.
Uang Rp 85 juta dikumpul secara kolektif dari kelompok Tumenggung Sikar. Uang itu merupakan hasil yang dikumpulkan dari berkebun, dan pekerjaan lainnya.
"Uangnyo itu dari orang rombong Pak Sikar lah," ucap Jon.
Bilqis Diketahui Korban Penculikan
Bilqis dirawat seperti layaknya anak oleh Begendang dan Nerikai setela bertemu dengan Mery pelaku sindikat perdagangan anak itu. Bilqis diasuh bersama 5 orang anak kandungnya yang lan. Bilqis dikasihi di atas sudung, gubuk beratap terpal yang menjadi tempat tinggal Orang Rimba di tengah hutan.
Namun, sudung tempat tinggal Begendang dan Nerikai kali ini berada di sebuah perkebunan kelapa sawit.
Kabar Bilqis merupakan korban penculikan ini pertama kali disampaikan kepada Tumenggung Joni, oleh aparat kepolisian Merangin dan Dinas Sosial Merangin, pada Jumat (7/11). Tumenggung Joni ketika itu dipercayai sebagai menjadi mediator atau pintu masuk aparat ke Orang Rimba.
Tumenggung Joni menyampaikan hal itu kepada Tumenggung Sikar, karena Begendang dan Nerikai berasal dari kelompoknya. Nerikai juga merupakan anak sulung dari Tumenggung Sikar.
Simak Video "Video: Mendikdasmen Imbau Sekolah Punya Aturan soal Antar-Jemput Siswa"
(dai/dai)