Minimnya penerus pembuat kain jumputan dan songket serta perahu bidar menjadi perhatian serius Pemerintah Kota Palembang. Wali Kota Palembang Ratu Dewa berencana akan melakukan pembentukan kurikulum resmi di sekolah-sekolah guna menjaga keberlangsungan warisan budaya khas Kota Palembang itu.
Kurikulum itu akan dibentuk mulai dari pembuatan belajar songket, kain jumputan hingga tradisi bidar yang menjadi ikon daerah.
Rencana ini muncul setelah banyak perajin mengeluhkan semakin sulitnya mencari generasi penerus yang mampu membuat motif songket dan jumputan. Banyak anak muda tidak lagi tertarik mempelajari teknik tradisional, sehingga dikhawatirkan keahlian tersebut dapat punah jika tidak segera diwariskan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Para perajin memang banyak menyampaikan bahwa mencari penerus yang bisa membuat motif rumit di kain songket maupun jumputan itu sekarang sangat sulit. Ini menjadi alarm bagi kita semua," kata Wali Kota Palembang Ratu Dewa kepada wartawan, Selasa (2/12/2025).
Dewa mengungkapkan tidak hanya kain tradisional, budaya Bidar Palembang yakni perahu panjang yang biasanya tampil setiap tahun dalam berbagai festival air juga menghadapi ancaman serupa.
Menurutnya saat ini hanya tinggal satu orang yang masih menguasai keterampilan membuat perahu Bidar secara tradisional dan paham cara yang baik untuk menguasai bidar.
"Bayangkan, tinggal satu orang saja yang masih bisa membuat perahu Bidar lengkap dengan teknik-teknik tradisionalnya. Ini warisan berharga, dan kita tidak boleh membiarkan hal seperti ini hilang begitu saja," tegasnya.
Melihat kondisi tersebut, Dewa ingin memastikan generasi muda mendapatkan akses belajar yang memadai, bukan sekadar mengenal budaya, tetapi benar-benar mampu mempraktikkannya.
"Saya akan melakukan kajian mendalam bersama Dinas Pendidikan Kota Palembang untuk menyusun konsep kurikulum yang tepat. Kurikulum ini direncanakan masuk sebagai bagian dari mata pelajaran tertentu, serupa dengan kurikulum Bahasa Palembang," jelasnya.
"Yang jelas kita akan pelajari dulu bagaimana format terbaiknya. Apakah bisa digabungkan dengan mata pelajaran seni dan budaya, atau dibuat sebagai muatan lokal,"sambungnya.
Jika diterapkan, kurikulum ini tidak hanya berfungsi sebagai pendidikan keterampilan, tetapi juga sebagai bagian dari pembentukan jati diri pelajar Palembang. Pemerintah berharap generasi muda tidak hanya mengenal warisan budaya dari cerita, tetapi juga memiliki kemampuan dan kebanggaan untuk melanjutkannya.
"Ini bukan sekadar soal kain atau perahu. Ini identitas kota kita. Pelestarian harus dilakukan sejak dini, terbaik melalui pendidikan formal agar tradisi ini terus hidup dari generasi ke generasi," tutup Dewa.
(dai/dai)











































