Inspektorat Parepare Periksa Kadisdikbud Buntut Toilet Rp 166 Juta Disorot

Inspektorat Parepare Periksa Kadisdikbud Buntut Toilet Rp 166 Juta Disorot

Ardiansyah - detikSulsel
Rabu, 12 Nov 2025 18:00 WIB
Inspektur Daerah Parepare, Iwan Asaad.
Foto: Inspektur Daerah Parepare, Iwan Asaad.(Ardiansyah/detikSulsel)
Parepare -

Inspektorat Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) memanggil Kadisdikbud Makmur buntut pembangunan toilet sekolah Rp 166 juta menuai sorotan. Makmur dipanggil untuk mengklarifikasi proyek tersebut.

"Karena ini ada ramai-ramai di media (toilet sekolah) inspektorat wajib menyikapi untuk melakukan klarifikasi ke SKPD terkait. Baru hari ini baru diundang kadis pendidikan untuk klarifikasi," ungkap Inspektur Daerah Parepare, Iwan Asaad kepada detikSulsel, Rabu (12/11/2025).

Iwan menjelaskan, inspektorat memanggil Kadisdikbud sebagai PPK untuk menjelaskan masalah proyek toilet yang menuai sorotan. Inspektorat ingin memeriksa rincian anggaran, pelaksanaan hingga perencanaan toilet tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami undang dia untuk cari tahu seperti apa permasalahannya sampai banyak yang soroti. Nanti kita lihat hasil klarifikasinya, anggarannya dari mana, bagaimana pelaksanaannya, siapa pelaksananya, bagaimana perencanaannya," jelasnya.

Dia mengatakan, proses pemeriksaan itu akan dilanjut ke tahapan investigasi jika ditemukan pelanggaran. Inspektorat akan melakukan pencermatan dari hasil klarifikasi Kadisdikbud.

ADVERTISEMENT

"Nah, dalam klarifikasi nanti ditemukan ada hal-hal yang menonjol untuk dicermati, kita ubah dia menjadi investigasi," imbuhnya.

Iwan mengungkapkan, jika pemeriksaan sudah masuk investigasi untuk menyelidiki dugaan penyalahgunaan kewenangan. Kemudian juga diperiksa terkait potensi kekeliruan dalam perencana hingga pelaksanaan proyek.

"Kalau masuk di tahapan investigasi, berarti kita berbicara di situ adakah kepatuhan kepada regulasi. Adakah penyalahgunaan kewenangan di dalamnya, adakah proses yang salah dan keliru," ujarnya.

Bahkan, pemeriksaan itu juga akan mengarah pada penyelidikan dugaan korupsi. Olehnya itu, pemeriksaan itu akan dilakukan secara bertahap.

"Kalau di tahapan investigasi, berarti di situ sudah mengarah kepada hal-hal yang kemungkinannya, apakah dia berbau korupsi atau tidak," katanya.

Sebelumnya diberitakan, proyek toilet sekolah Rp 166 juta menuai sorotan DPRD. Komisi II DPRD menilai anggaran pembangunan toilet itu terlalu mahal bahkan hampir setara dengan harga rumah subsidi.

"Nah ini speknya yang kami lihat dan kemudian kami melihat memperbandingkan antara anggaran WC yang dibuat di sekolah-sekolah ini dengan dengan bangunan rumah subsidi yang kurang lebih Rp 173 juta," kata Wakil Ketua Komisi II DPRD Parepare, Sappe kepada detikSulsel, Selasa (11/11).

Sementara itu, Kadisdikbud Parepare, Makmur menanggapi sorotan anggaran pembangunan toilet sekolah yang dinilai terlalu mahal. Menurutnya, penetapan anggaran itu sudah disesuaikan dengan standar satuan harga (SSH).

"Mahal tidaknya itu kan ada SSH yang dijadikan acuan dipedomani. SSH itulah menjadi acuannya, ini perencana, ya kan bukan kami yang tentukan HPS-nya (harga perkiraan sendiri). Jadi perencana membuat RAB-nya, sehingga ditemukan nominal seperti itu," katanya.

Dia mengatakan, anggaran proyek toilet sudah dikaji oleh inspektorat sebelum pelaksanaan. Sehingga dia menilai anggaran proyek itu sudah wajar.

"Kalau saya sepanjang sesuai dengan SSH, dan ini kan sudah direview sebelum keluar. Dalam artian kalau sudah direview, berarti sudah dilihat tingkat kewajarannya. Dan pada saat direview, dianggap wajar dengan harga itu," ungkapnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Ahmad Muzani Bicara Usai KPK Usut Dugaan Korupsi di MPR"
[Gambas:Video 20detik]
(ata/sar)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads