Sebanyak 13 siswa SMKN 5 Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), diduga terlibat mengeroyok adik kelasnya di halaman sekolah hingga babak belur. Insiden ini dipicu aksi balas dendam setelah dua remaja masing-masing siswa kelas X dan XII terlibat perkelahian.
Peristiwa itu terjadi di halaman SMKN 5 Makassar, Jalan Sunu, Kecamatan Tallo, Senin (29/7). Dinas Pendidikan (Disdik) Sulsel pun turun tangan mengusut insiden yang viral di media sosial ini.
"Jadi perkelahian antara senior dan junior. Informasinya Pak Kepsek (kepala sekolah) begitu," ungkap Kepala Disdik Sulsel Iqbal Najamuddin kepada detikSulsel, Selasa (30/7/2024).
Dalam video beredar, terdengar siswa berteriak histeris melihat sekelompok siswa lainnya berkumpul di halaman sekolah. Sejumlah guru terlihat melerai siswa yang berselisih.
"Kalau memang ada hal yang melanggar aturan, tentu nanti ada model-model sanksi yang sesuai aturan," tegas Iqbal.
Dirangkum detikSulsel, Rabu (31/7), berikut fakta-fakta siswa kelas XII mengeroyok siswa kelas X di SMKN 5 Makassar:
Pengeroyokan Dipicu Aksi Balas Dendam
Kepala SMKN 5 Makassar Amar Bachti menjelaskan, peristiwa ini bermula saat siswa kelas X inisial IM memukul siswa kelas XII inisial IA sepulang sekolah pada Jumat (26/7). Pemukulan itu terjadi lantaran IM emosi usai diserempet motor yang dikendarai oleh IA
"Menurut informasi awal bahwa anak kelas XII itu kebetulan mungkin, karena padatnya (jalan keluar sekolah sehingga) sempat menyerempet anak kelas X itu, kemudian terjadi pemukulan. Anak kelas XII dipukul," ucap Amar.
Amar menuturkan, persoalan itu sempat mau dimediasi namun salah satu pihak yang bertikai tidak hadir. Berselang dua hari setelah pemukulan itu, IA bersama rekan sekelasnya mengeroyok IM di sekolah pada Senin (29/7).
"Istilahnya yah namanya anak muda melihat temannya, yang pasti saya melihat ini bukan direncanakan, spontanitas terjadi melihat temannya ada masalah," jelasnya.
Pihak Sekolah Periksa 13 Siswa Kelas XII
Amar mengatakan, pihaknya memeriksa 13 siswa kelas XII SMKN 5 Makassar yang diduga terlibat mengeroyok adik kelasnya. Mereka yang diperiksa merupakan rekan satu kelas.
"Yang mengaku ada di tempat itu ada 13 orang, meskipun setelah kami interogasi yang mengaku memukul itu ada 3 orang. Tetapi di saat kerumunan ada banyak, tetapi dalam satu kelas ada 13 orang," bebernya.
Dia melanjutkan, pihak sekolah sudah mengundang orang tua kedua belah pihak yang bertikai di SMKN 5 Makassar, Selasa (30/7). Disdik Sulsel pun memfasilitasi upaya mediasi tersebut.
"Kami syukur alhamdulillah masing-masing saling legawa menerima kenyataan untuk sama-sama membina anaknya. Meskipun kondisi anak yang sakit (dikeroyok) ini masih dalam keadaan perlu penanganan," ucap Amar.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
(sar/hsr)