Melihat Jejak Cinta Abadi Datu Museng-Maipa, Pasangan Romeo Juliet Makassar

Patung Datu Museng dan Maipa Deapati berdiri berdampingan di kawasan Pantai Losari. Hal ini seolah menegaskan cinta abadi mereka sekaligus penghormatan atas keberanian sang pejuang. (Foto: Urwatul Wutsqaa/detikSulsel)

Nama Datu Museng juga diabadikan sebagai nama jalan yang berada tepat di depan Pantai Losari. Jalan ini menjadi salah satu pengingat jasa dan kisah hidup Datu Museng. (Foto: Urwatul Wutsqaa/detikSulsel)

Tak jauh dari sana, terdapat Jalan Maipa yang letaknya persis di samping Jalan Datu Museng. Dua nama jalan ini seolah dipertemukan kembali, melambangkan cinta yang tak pernah terpisahkan. (Foto: Urwatul Wutsqaa/detikSulsel)

Makam Datu Museng dan Maipa konon berada di satu lokasi, namun sebenarnya terpisah sesuai nama jalan masing-masing. Dari luar, makam Datu Museng cukup mencolok di antara bangunan sekitarnya. (Foto: Urwatul Wutsqaa/detikSulsel)

Di bagian dalam, pusara Datu Museng tertutup kelambu putih, dengan kasur kecil di sisinya yang sengaja disiapkan untuk tempat beristirahat sang pejuang. (Foto: Urwatul Wutsqaa/detikSulsel)

Masyarakat meyakini Datu Museng sebagai sosok sakti dan suci, sehingga tak heran jika makamnya ramai dikunjungi peziarah, baik masyarakat setempat hingga mancanegara. (Foto: Urwatul Wutsqaa/detikSulsel)

Berbeda dengan makam Datu Museng yang mencolok, makam Maipa Deapati tersembunyi di lorong sempit yang menghubungkan Jalan Datu Museng dan Jalan Maipa. (Foto: St. Fatimah/detikSulsel)

Makam Maipa sederhana dan terpencil, dengan lima pusara di dalamnya. Namun, tidak diketahui pasti mana yang merupakan makam Maipa. (Foto: Foto: Urwatul Wutsqaa/detikSulsel)

Patung Datu Museng dan Maipa Deapati berdiri berdampingan di kawasan Pantai Losari. Hal ini seolah menegaskan cinta abadi mereka sekaligus penghormatan atas keberanian sang pejuang. (Foto: Urwatul Wutsqaa/detikSulsel)
Nama Datu Museng juga diabadikan sebagai nama jalan yang berada tepat di depan Pantai Losari. Jalan ini menjadi salah satu pengingat jasa dan kisah hidup Datu Museng. (Foto: Urwatul Wutsqaa/detikSulsel)
Tak jauh dari sana, terdapat Jalan Maipa yang letaknya persis di samping Jalan Datu Museng. Dua nama jalan ini seolah dipertemukan kembali, melambangkan cinta yang tak pernah terpisahkan. (Foto: Urwatul Wutsqaa/detikSulsel)
Makam Datu Museng dan Maipa konon berada di satu lokasi, namun sebenarnya terpisah sesuai nama jalan masing-masing. Dari luar, makam Datu Museng cukup mencolok di antara bangunan sekitarnya. (Foto: Urwatul Wutsqaa/detikSulsel)
Di bagian dalam, pusara Datu Museng tertutup kelambu putih, dengan kasur kecil di sisinya yang sengaja disiapkan untuk tempat beristirahat sang pejuang. (Foto: Urwatul Wutsqaa/detikSulsel)
Masyarakat meyakini Datu Museng sebagai sosok sakti dan suci, sehingga tak heran jika makamnya ramai dikunjungi peziarah, baik masyarakat setempat hingga mancanegara. (Foto: Urwatul Wutsqaa/detikSulsel)
Berbeda dengan makam Datu Museng yang mencolok, makam Maipa Deapati tersembunyi di lorong sempit yang menghubungkan Jalan Datu Museng dan Jalan Maipa. (Foto: St. Fatimah/detikSulsel)
Makam Maipa sederhana dan terpencil, dengan lima pusara di dalamnya. Namun, tidak diketahui pasti mana yang merupakan makam Maipa. (Foto: Foto: Urwatul Wutsqaa/detikSulsel)