Polres Raja Ampat, Papua Barat Daya, memeriksa pengelola dapur makan bergizi gratis (MBG) buntut 76 siswa diduga keracunan makanan. Selain itu, sampel makanan telah dikirim ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Manokwari untuk diperiksa.
"Kita sudah sementara mengambil keterangan dari pihak-pihak yang terkait. Sementara dari pengelola dan pihak dapur," kata Kapolres Raja Ampat AKBP Jems Oktavianus Tegay kepada detikcom, Selasa (2/11/2025).
Ia mengatakan, pihaknya menunggu hasil uji laboratorium dari BPOM terkait sampel MBG. Pihaknya juga membantu proses evakuasi korban dan menyiapkan tempat tidur untuk pasien di rumah sakit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita utama melakukan evakuasi ke RSUD dan memberikan bantuan tempat tidur, fail bed. Karena pada saat kejadian malam itu banyak sekali siswa di rumah sakit sehingga kekurangan tempat tidur," bebernya.
Jams menyebut sejauh ini pihaknya telah mengirim 29 tempat tidur. Langkah kedua adalah mengambil sampel makanan untuk diuji di BPOM.
"Kita sudah mengambil sampel makanan, terus kita membantu pengamanan di RSUD Raja Ampat, terus berkoordinasi dengan BPOM Manokwari dan juga badan gizi nasional untuk melakukan rencana lanjutan," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya sebanyak 76 siswa di Raja Ampat diduga mengalami keracunan hingga dilarikan ke rumah sakit usai mengonsumsi MBG. Selain itu, terdapat tiga pekerja bangunan yang turut menyantap MBG ikut dilarikan ke rumah sakit.
Dugaan keracunan itu terjadi pada Senin (1/11) sekitar pukul 10.00 WIT. Total ada 76 siswa dari sejumlah sekolah yang diduga keracunan dan dilarikan ke RSUD Raja Ampat.
"Sedikitnya 76 siswa dan beberapa pekerja sekolah di Kota Waisai dilarikan ke RSUD Raja Ampat setelah mengalami gejala mual, muntah, sakit perut, dan diare diduga usai mengonsumsi makanan dari Dapur MBG 01," kata Wakil Bupati Raja Ampat, Mansyur Syahdan kepada wartawan, Selasa (2/11).
(asm/sar)











































