Sebanyak 314 siswa SD hingga SMA di Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep), Sulawesi Tengah (Sulteng) yang diduga keracunan usai menyantap makanan bergizi gratis (MBG) di sekolah. Keracunan massal itu diduga dipicu menu ikan tuna goreng saus.
Ratusan siswa itu mengalami gejala keracunan setelah menyantap MBG di sekolah masing-masing pada Rabu (17/9/2025). Para siswa langsung dibawa ke puskesmas hingga rumah sakit untuk menjalani perawatan intensif.
Para korban berasal dari sekolah berbeda yakni SMA 1 Tinangkung, SMK 1 Tinangkung, SDN Tompudau, SDN Pembina, SDN Saiyong, dan MTs Alkhairat Salakan. Mayoritas korban adalah pelajar SMA dan SMK, sedangkan dari tingkat SD dan SMP jumlahnya lebih sedikit.
Ikan Tuna Diduga Biang Kerok Keracunan
Badan Gizi Nasional (BGN) langsung menurunkan tim lapangan memantau kondisi para siswa yang diduga keracunan. BGN menyebut pemicu keracunan adalah menu ikan tuna goreng saus.
"Faktor penyebab kemungkinan permasalahan tersebut diduga diakibatkan makanan ikan tuna goreng saus," ujar Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Salakan Banggai Kepulauan, Erick Alfa Handika Sangule dalam keterangannya, Kamis (18/9).
Namun dia menuturkan penyebab pasti ratusan siswa itu keracunan masih didalami. Sampel makanan dari menu MBG yang disantap para siswa tengah diuji di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kota Palu.
"Terkait dengan sampel makanan diduga penyebab keracunan tersebut dipersiapkan untuk dikirim uji sampel di BPOM Palu," terangnya.
BGN menegaskan keamanan pangan menjadi prioritas utama dalam program MBG. Pihaknya akan melakukan investigasi menyeluruh, sehingga kejadian yang sama tidak terulang di kemudian hari.
314 Siswa Diduga Keracunan
Kapolres Bangkep AKBP Ronaldus Karurukan mengatakan jumlah siswa yang diduga keracunan mencapai 314 orang hingga Jumat (19/9). Sebanyak 288 orang telah dipulangkan dan 26 lainnya masih menjalani perawatan.
"Data terbaru kami terima dari Rumah Sakit Salakan dan Pemda jam 10.00 Wita, sebanyak 288 orang sudah dipulangkan, sementara 26 orang lainnya masih dirawat," kata AKBP Ronaldus Karurukan kepada wartawan, Jumat (19/9).
Ronaldus menuturkan penyebab pasti ratusan siswa itu keracunan masih didalami. Saat ini, 48 siswa menjalani pemeriksaan di laboratorium.
"Selain itu, terdapat 48 pasien yang menjalani pemeriksaan laboratorium untuk memastikan penyebab pasti dari dugaan keracunan massal ini," paparnya.
(hsr/hsr)