Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menyerahkan kunci rumah kepada 26 kepala keluarga (KK) di tempat pembuangan sampah (TPA) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Rumah-rumah tersebut merupakan milik warga pemulung yang menjadi korban kebakaran tahun lalu.
"Saya mendengar kasus ini (rumah) sudah tiga kali terbakar dan saya mencoba mencari dana (bangun rumah) dan alhamdulillah ada," kata Mensos Risma kepada wartawan, Selasa (18/7/2023).
Awalnya, Pemerintah Kota Kendari melaporkan peristiwa tersebut ke Kementerian Sosial untuk meminta bantuan berupa tenda dan kebutuhan rumah tangga. Namun Risma mencoba mencarikan solusi dengan membangunkan rumah layak huni.
"Lapor ke kami untuk bagaimana penanganannya, awalnya minta tenda terus saya ngomong karena ini sudah berkali-kali, nggak bisa, rumahnya harus diperbaiki," ungkapnya.
Setelah menemukan dana pembangunan, Risma lalu mendesain sendiri bangunan rumah para pemulung tersebut. Ia mengatakan rumah yang akan ditempati itu merupakan desain anti gempa.
"Rumahnya ini saya yang desain sendiri. Karena lokasinya itu di Kendari itu salah satu lokasi yang rawan gempa, jadi kita bangunkan rumah yang anti gempa," bebernya.
Risma berpesan agar rumah itu ditempati dan dijaga dengan baik. Ia berharap dari rumah-rumah itu bisa lahir dan tumbuh para generasi bangsa yang sehat. Ia juga meminta kepada warga yang menempatinya agar menjadikan rumah itu produktif.
"Kemudian rumah juga bisa jadi produktif tadi salah satunya bagaimana rumah itu kemudian ditanami di halaman dia akan menghasilkan sesuatu untuk pengurangan-pengeluaran," ungkapnya.
Terpisah, salah satu warga bernama Nurhatin (43) berterima kasih kepada Mensos dan Pemkot Kendari atas penyaluran rumah layak huni tersebut. Ia mengaku dengan bantuan itu, dirinya bersama sang ibu bisa bernaung dan tidur di tempat yang nyaman.
"Iya alhamdulillah sudah dibuatkan. Tidak hanya rumah tapi diisikan juga barang-barang di dalamnya lengkap. Ada air sumur bor nya juga," ujarnya.
Nurhatin mengungkapkan pasca terjadinya kebakaran, keluarganya menetap di tenda darurat selama berbulan-bulan.
"Selama ini kita tinggal di tenda darurat, nanti dua bulan sebelum ini baru kita diminta pindah karena mau dibangunkan rumah," imbuhnya.
Seperti diketahui, total anggaran yang digunakan Kemensos untuk membangun 26 rumah di bekas lokasi kebakaran tersebut mencapai Rp 4,5 miliar. Tak hanya itu, Kemensos juga memberikan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi) senilai Rp 156 juta yang disalurkan berupa kasur, bantal, guling, seprai, kipas angin, kursi dan meja plastik, tikar, perlengkapan dapur, peralatan makan, dispenser, hingga galon.
Untuk diketahui, sebanyak 13 unit rumah papan yang dihuni sejumlah pemulung di tempat pembuangan akhir (TPA) Puuwatu, Kendari, Sultra hangus terbakar. Kebakaran diduga berasal dari obat nyamuk di salah satu rumah warga yang menyebabkan ledakan tabung gas.
"Ada 13 rumah papan kayu yang terbakar, 26 kepala keluarga terdampak," kata Kapolsek Mandonga Kompol Salman dalam keterangannya, Kamis (9/6/2022).
Kebakaran terjadi di Kelurahan Puuwatu, Kecamatan Puuwatu, Kendari sekitar pukul 07.30 Wita, Kamis (9/6). Salman mengungkapkan sebelum terbakar hebat, saksi sempat mendengar suara ledakan dari salah satu rumah pemulung tersebut.
Simak Video "Video: Mensos Imbau Masyarakat Waspada Hadapi Cuaca Ekstrem"
(afs/hmw)