Dugaan pungutan liar (pungli) dengan modus pemerasan terhadap penumpang yang belum menerima vaksin booster oleh petugas Bandara Haluoleo Kendari, Sulawesi Tenggara, kini diinvestigasi. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (DJPU) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menurunkan tim untuk mengusut dugaan pungli tersebut.
Kepala Bagian Kerja Sama Internasional, Humas, dan Umum DJPU Kemenhub, Mokhammad Khusnu mengatakan, dugaan pungli ini memang menjadi perhatian pihaknya. Karena itu pihaknya langsung menurunkan tim ke Bandara Haluoleo Kendari.
"Prinsipnya kami terjunkan orang (tim investigasi) sebagai bentuk perhatian kita," kata Khusnu kepada detikcom, Jumat (25/11/2022).
Tim yang diturunkan berasal dari Otoritas Bandar Udara Wilayah V Makassar. Khusnu menyebut tim tersebut sementara melakukan pemeriksaan terkait dugaan pungli berkedok aturan vaksin booster itu.
"Dirjen Udara merespons dengan menurunkan tim dari Otoritas Bandar Udara Wilayah V. Karena Kendari itu di bawah OTU V Makassar pengawasannya," terangnya.
Kendati demikian, hasil investigasi tersebut masih belum bisa disampaikan. Khusnu mengaku akan menyampaikannya setelah semua proses investigasi selesai.
"Mereka masih bekerja. Tadi berangkat pagi dari Makassar. Mungkin sekarang masih di bandara," ucapnya.
Menurutnya, investigasi ini sengaja dilakukan sebagai bentuk antisipasi. Pihaknya juga akan mengukur sanksi yang bisa diberikan kepada oknum yang dimaksud jika dugaan pemerasan benar terjadi.
"Sebagai bentuk perhatian pertama dalam rangka tidak terjadi lagi. Kedua juga ada punishment kalau memang terbukti," tambahnya.
Penumpang Ungkap Modus Pungli
Dugaan adanya pungli ini awalnya diungkap penumpang inisial HI dan B. Mereka merupakan penumpang dengan tujuan Makassar yang awalnya tak diperkenankan masuk ke terminal bandara untuk melakukan check in pada Senin (21/11) karena belum vaksin booster.
Selanjutnya saat tiket penumpang itu terancam hangus, oknum petugas bandara menawarkan jasanya untuk mengantar penumpang ke area terminal. Di situlah oknum tersebut meminta Rp 200 ribu ke penumpang sebagai imbalan atas jasanya.
"Saya belum booster, baru vaksin dosis 1 tapi punya rapid antigen," kata HI kepada detikcom, Rabu (23/11).
"Tiba-tiba ada petugas bilang sini saya antar ki masuk sampai ke dalam tapi bayar Rp 200 ribu per orang," imbuh HI.
Setelah menerima uang, oknum tersebut lalu mengantar HI dan B masuk ke terminal bandara. Keduanya diantar mulai dari check in, pemeriksaan, hingga ke ruang tunggu keberangkatan.
"Sesampainya di ruang tunggu baru kami memberinya Rp 200 ribu. Saya lihat beberapa penumpang lain yang tidak booster juga ada memberikan Rp 200 ribu ke petugas," ungkapnya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
(asm/hmw)