Siswi SMA berinisial ART (15) di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) mengaku dianiaya oleh seniornya saat mengikuti diklat organisasi sekolah. ART menyebut ada 4 orang yang melakukan penganiayaan terhadap dirinya.
"Pengakuan adik saya itu 4 orang (pelaku). Soalnya ada yang (saat) ditampar ditutup matanya, jadi yang dia lihat cuma 4 orang," ungkap Jesika, Kakak korban saat dikonfirmasi detikcom, Rabu (23/11/2022).
Jesika menilai peristiwa yang dialami adiknya juga masuk kategori perpeloncoan. Alasannya adalah karena saat itu ada beberapa orang di sekitarnya namun tidak menghalangi tindakan para pelaku.
"Pada saat dia ditampar ada orang di sekelilingnya yang lihat juga itu tidak ditolongin, cuma dilihat aja. Jadi kayak dijadikan bahan perpeloncoan," tuturnya.
Jesika mengatakan adiknya tidak terluka. Namun saat ini masih kesulitan mengunyah karena bengkak di pipi sebelah kiri.
"Dia tidak luka, cuma pipinya bengkak. Pipi sebelah kiri bengkak. Sampai sekarang kalau dia mau ngunyah masih sakit," katanya.
Jesika menambahkan adiknya memang tertarik mengikuti organisasi sekolah sehingga dia mengikuti diklat Komite Keamanan Sekolah (K2S). Namun dia tidak mengetahui jika ada kontak fisik saat pengkaderan.
"Kalau misalnya dia tahu dia akan dibasis, ditampar, disiksa, pasti dia akan memilih untuk mundur. Dia pikirnya, 'ah, paling cuma dibasis biasa, cuma disuruh push-up, lari'. Dia tidak tahu kalau di dalamnya ternyata dia sudah dipersiapkan untuk ditampar sama seniornya," cetusnya.
Ortu Korban Minta Pelaku Diproses Hukum
Pihak sekolah telah melakukan mediasi dengan keluarga korban. Namun pihak keluarga meminta agar para pelaku diproses hukum.
"Tadi baru pulang dari mediasi sekolah sih. Pihak orang tua masih mau diproses secara hukum dulu," ujar, Jesika kepada detikcom, Rabu (23/11).
Jesika mengatakan keluarga tetap melanjutkan proses hukum karena terduga pelaku lebih dari satu orang. Apalagi pipi korban juga bengkak.
"Soalnya ini pelakunya lebih dari satu orang. Seandainya pelakunya tidak sebanyak itu dan tidak sampai bengkak mungkin kita selesaikan secara kekeluargaan," katanya.
Diketahui, peristiwa itu terjadi pada Minggu (20/11). Namun pihak keluarga baru mengetahuinya pada Selasa (22/11) setelah korban dipaksa untuk mengaku.
"Baru kemarin kami ngeh kenapa wajahnya ini bengkak sebelah. Setelah itu dia ditanya masih tidak mengaku. Nanti kakak saya nadanya agak sedikit keras baru dia gemetaran dia mengaku," ujar Jesika.
Lihat juga video 'Viral Video Pelajar di Lampung Di-Bully & Dianiaya':
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya...
(hsr/hmw)