Penelitian baru mengungkapkan adanya kaitan antara penyusutan otak dan lockdown selama pandemi COVID-19. Otak remaja disebut lebih cepat menua hingga 4 tahun.
Sebuah laporan terbaru yang dirilis pada hari Senin oleh Amerika Serikat menyebut bahwa asal-usul COVID-19 kemungkinan berasal dari kebocoran lab Wuhan, China.
Penelitian menemukan protein lonjakan SARS-CoV-2 bertahan di otak hingga empat tahun setelah infeksi, memicu peradangan dan risiko penyakit neurodegeneratif.
Varian baru COVID-19, XEC, terdeteksi di 27 negara dan lebih menular. Para ahli memperkirakan potensi dominasi, namun vaksin tetap efektif melawan varian ini.