10 Bangunan Megah Ini Dibangun Cuma buat Dipuji, Bukan Dipakai

Menara Broadway, Inggris Raya, sekilas terlihat seperti benteng tua, namun Menara Broadway tak pernah punya peran militer. Dibangun pada 1798 sebagai eksperimen visual, menara ini dulunya jadi tempat peristirahatan seniman hingga pos pengamatan era Perang Dingin. Kini, menara ini berdiri sebagai landmark cantik yang menghiasi lanskap Cotswolds.Dok. Boredpanda

Gloriette, Austria, dibangun di Istana Schönbrunn tahun 1775, Gloriette bukan tempat tinggal atau aula pertemuan utama—bangunan ini diciptakan murni untuk keindahan. Dengan lengkungan klasik dan dekorasi mewah, bangunan ini dulunya hanya digunakan untuk acara simbolis kerajaan, dan kini berfungsi sebagai kafe cantik dengan panorama Wina.Dok. Boredpanda

Pagoda Chanteloup, Prancis, menjulang di hutan Amboise, pagoda bergaya Tiongkok ini dibangun Adipati Choiseul pada 1775. Meski kastil tempatnya berdiri telah lama hilang, pagoda tujuh lantai ini tetap kokoh sebagai monumen persahabatan dan keunikan arsitektur eksotis di tengah Eropa. Dok. Boredpanda

Kastil Vajdahunyad, Hongaria, bangunan ini lahir dari Pameran Milenium 1896 dan awalnya hanya sementara. Namun karena mendapat sambutan hangat, kastil yang menggabungkan gaya Romawi, Gotik, dan Renaisans ini dibangun ulang dengan batu. Kini, kastil ini menaungi Museum Pertanian Hongaria—tapi awalnya, fungsinya hanya memukau. Dok. Boredpanda

Kasino di Marino, Irlandia, jangan tertipu namanya—tempat ini bukan kasino, melainkan paviliun taman elegan dari abad ke-18. Bangunannya menyimpan trik visual, pintu palsu, dan ruang rahasia—semuanya dirancang untuk menghibur tamu bangsawan, bukan untuk berjudi. Dok. Boredpanda

Désert De Retz, Prancis, sebuah taman surealis dengan reruntuhan buatan, taman ini menjadi pelarian para filsuf dan bangsawan pada 1770-an. Ikonnya adalah Broken Column, tiang raksasa yang sengaja dirancang seolah sudah runtuh—sebuah penghormatan pada romantisme masa lalu. Dok. Boredpanda

Freston Tower, Inggris Raya, menara bata bergaya kastil ini berdiri megah di Suffolk, dibangun pada abad ke-16. Tak pernah jadi benteng, menara ini hanya simbol status dan pemandangan indah, dirancang untuk membuat tamu terkagum-kagum. Dok. Boredpanda

Ruinenberg, Jerman, Frederick Agung membangun reruntuhan palsu bergaya Romawi ini di dekat Taman Sanssouci. Meski tersembunyi di balik gaya kunonya adalah sistem air mancur gagal, reruntuhan ini justru jadi sorotan utama dalam lanskap taman kerajaan. Dok. Boredpanda

El Capricho, Spanyol, salah satu karya awal Antoni Gaudí, vila musim panas ini dipenuhi elemen dekoratif mencolok dan desain imajinatif. Meskipun tidak pernah jadi bangunan penting, El Capricho adalah bukti kreativitas yang meledak-ledak sejak dini dalam karier arsitek ternama ini. Dok. Boredpanda

Kastil Mow Cop, Inggris Raya, terlihat seperti kastil zaman dulu, padahal ini hanyalah menara hias dari abad ke-18. Dibangun oleh Ralph Ward sebagai penanda visual, kastil ini memadukan gaya Gotik dan romantik tanpa tujuan selain menunjukkan status dan selera tinggi pemiliknya. Dok. Boredpanda

Menara Broadway, Inggris Raya, sekilas terlihat seperti benteng tua, namun Menara Broadway tak pernah punya peran militer. Dibangun pada 1798 sebagai eksperimen visual, menara ini dulunya jadi tempat peristirahatan seniman hingga pos pengamatan era Perang Dingin. Kini, menara ini berdiri sebagai landmark cantik yang menghiasi lanskap Cotswolds.Dok. Boredpanda
Gloriette, Austria, dibangun di Istana Schönbrunn tahun 1775, Gloriette bukan tempat tinggal atau aula pertemuan utama—bangunan ini diciptakan murni untuk keindahan. Dengan lengkungan klasik dan dekorasi mewah, bangunan ini dulunya hanya digunakan untuk acara simbolis kerajaan, dan kini berfungsi sebagai kafe cantik dengan panorama Wina.Dok. Boredpanda
Pagoda Chanteloup, Prancis, menjulang di hutan Amboise, pagoda bergaya Tiongkok ini dibangun Adipati Choiseul pada 1775. Meski kastil tempatnya berdiri telah lama hilang, pagoda tujuh lantai ini tetap kokoh sebagai monumen persahabatan dan keunikan arsitektur eksotis di tengah Eropa. Dok. Boredpanda
Kastil Vajdahunyad, Hongaria, bangunan ini lahir dari Pameran Milenium 1896 dan awalnya hanya sementara. Namun karena mendapat sambutan hangat, kastil yang menggabungkan gaya Romawi, Gotik, dan Renaisans ini dibangun ulang dengan batu. Kini, kastil ini menaungi Museum Pertanian Hongaria—tapi awalnya, fungsinya hanya memukau. Dok. Boredpanda
Kasino di Marino, Irlandia, jangan tertipu namanya—tempat ini bukan kasino, melainkan paviliun taman elegan dari abad ke-18. Bangunannya menyimpan trik visual, pintu palsu, dan ruang rahasia—semuanya dirancang untuk menghibur tamu bangsawan, bukan untuk berjudi. Dok. Boredpanda
Désert De Retz, Prancis, sebuah taman surealis dengan reruntuhan buatan, taman ini menjadi pelarian para filsuf dan bangsawan pada 1770-an. Ikonnya adalah Broken Column, tiang raksasa yang sengaja dirancang seolah sudah runtuh—sebuah penghormatan pada romantisme masa lalu. Dok. Boredpanda
Freston Tower, Inggris Raya, menara bata bergaya kastil ini berdiri megah di Suffolk, dibangun pada abad ke-16. Tak pernah jadi benteng, menara ini hanya simbol status dan pemandangan indah, dirancang untuk membuat tamu terkagum-kagum. Dok. Boredpanda
Ruinenberg, Jerman, Frederick Agung membangun reruntuhan palsu bergaya Romawi ini di dekat Taman Sanssouci. Meski tersembunyi di balik gaya kunonya adalah sistem air mancur gagal, reruntuhan ini justru jadi sorotan utama dalam lanskap taman kerajaan. Dok. Boredpanda
El Capricho, Spanyol, salah satu karya awal Antoni Gaudí, vila musim panas ini dipenuhi elemen dekoratif mencolok dan desain imajinatif. Meskipun tidak pernah jadi bangunan penting, El Capricho adalah bukti kreativitas yang meledak-ledak sejak dini dalam karier arsitek ternama ini. Dok. Boredpanda
Kastil Mow Cop, Inggris Raya, terlihat seperti kastil zaman dulu, padahal ini hanyalah menara hias dari abad ke-18. Dibangun oleh Ralph Ward sebagai penanda visual, kastil ini memadukan gaya Gotik dan romantik tanpa tujuan selain menunjukkan status dan selera tinggi pemiliknya. Dok. Boredpanda