Pemerintah telah menambah kuota Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) 2025 dari yang semula 220 ribu menjadi 350 ribu. Penambahan jumlah kuota ini terjadi pada pertengahan tahun ini. Untuk waktu penyerapan yang singkat, bagaimana jurus BP Tapera mempercepat penyalurannya?
Komisioner BP Tapera Haru Pudyo Nugroho mengungkapkan pihaknya mendorong penyerapan kuota FLPP dari sisi persediaan (supply) dan permintaan (demand).
Adanya penambahan kuota, kata Heru, sudah cukup membantu dari sisi persediaan. Pengembang tidak lagi kebingungan masalah kuota FLPP yang biasanya menjelang akhir tahun sudah ludes. Peningkatan kuota FLPP tahun ini juga rekor terbesar sejak berdirinya BP Tapera, naik sekitar 60 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun dari persediaan meningkat, agar penyerapannya maksimal tentu harus diimbangi dengan tingkat permintaan. Heru menyebut hal ini sebagai tantangan.
Oleh karena itu mereka memakai kebijakan segmentasi, yakni membagi ratusan hingga ribuan kuota FLPP berdasarkan profesi-profesi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), misalnya menyiapkan 20.000 unit kuota untuk petani, 20.000 unit kuota untuk guru, dan 3.000 unit untuk asisten rumah tangga (ART).
"Dari sisi demand kita juga melakukan upaya internalisasi, kebijakan segmentasi dengan menyasar berbagai segmen profesi MBR dan akan melakukan sosialisasi secara lebih intensif untuk meningkatkan dari sisi demand," kata Heru seusai acara Konferensi Pers Pre- Event 'Rencana Pelaksanaan Akad Massal 25 ribu Unit Rumah Bersama RI-1', di Wisma Mandiri II, Jakarta Pusat, pada Jumat (26/9/2025).
Di luar itu, ada lagi tantangan yang masih dicari jalan keluarnya, yakni bankability, yakni mengenai pengajuan FLPP yang ditolak oleh perbankan karena calon debitur dinilai tidak mampu mengambil KPR.
Menurut data yang dikumpulkan dari aplikasi Sistem Informasi KPR Subsidi Perumahan (Sikasep), penyaluran FLPP sudah mencapai 182.657 unit, naik 24,23 persen dari bulan yang sama di 2024.
"Yang masih proses ini ada 78.658. Kalau ini 78.658 semuanya lolos, itu berarti realisasinya bisa up (naik) sampai 256 ribuan. Jadi, kalau dari sisi pemintaan masih positif, itu kenapa kita tetap optimis bahwa realisasi 350 ribu itu tetap ada kesempatan, meski tersisa 4 bulan. Walaupun tantangan utamanya ini Bankability debitur karena terjerat konsumtif pinjol, belanja online, paylater itu masih menjadi tantangan utama," ujarnya.
(aqi/das)










































