Piyu Kritik Kualitas Audio Digital: Kualitasnya Berkurang karena Dikejar Cepat!
Dalam pandangannya, dunia digital saat ini seperti pedang bermata dua: di satu sisi, mempermudah musisi menyebarkan karya ke seluruh dunia dengan cepat, tapi di sisi lain, bikin kualitas musik justru menurun.
"Jadi musik yang harusnya kita dengarkan dengan kualitas audio seperti ini, jadi akhirnya berkurang," ujar Piyu di kawasan Jakarta, Jumat (8/11/2025).
Baca juga: Bahkan Putar Suara Burung Harus Bayar Pajak |
Ia menjelaskan penurunan kualitas ini terjadi karena musik harus dikompres supaya bisa dibagikan dengan cepat di platform digital.
"Karena harus di-share dengan cepat. Kalau umpama di-share dengan cepat, otomatis datanya harus di-kompres, datanya harus dikurangin," papar Piyu.
Selain kualitas audio yang makin tipis, Piyu juga menyoroti perilaku pendengar zaman sekarang yang makin gak sabaran. Dengan akses musik instan di ujung jari, banyak orang cuma dengerin intro lagu, lalu langsung 'next'.
"Supaya jangan, jangan mudah untuk nge-scroll. Baru dengerin intronya doang, 'Ah gak enak nih', di-scroll. Padahal intinya ada di belakang," lanjutnya.
Baca juga: Padi Reborn Bicara Ego: Cinta Diuji Gengsi |
Fenomena skip culture ini menurutnya bikin esensi musik jadi hilang. Padahal banyak lagu yang punya momen terbaik justru tidak di awal.
Buat ngatasin kebiasaan itu, Padi Reborn pun punya strategi. Di single terbaru mereka yang berjudul Ego, Piyu dan tim sengaja merancang lagu yang 'lengkap' dari awal sampai akhir, supaya pendengar terdorong buat menikmati keseluruhan perjalanan musiknya.
"Makanya kami membuat single baru ini kita taruh semuanya itu lengkap. Jadi intronya ada, terus habis itu baitnya ada, reff-nya ada, sampai melodinya ada di belakang," tegasnya.
Kamu setuju dengan pendapat Piyu soal kualitas audio digital?
(dar/ass)











































