Digitalisasi Musik Dicap Negatif, Piyu Padi: Kualitas Menurun-Pendengar Malas

Pingkan Anggraini
|
detikPop
Sammy Simorangkir, Lesty Kejora memberi kesaksian pada Uji Materi UU Hak Cipta di Mahkamah KOnstitusi, Jakarta, Seasa (22/7/2025). Hadir pula beberapa musisi lain seperti Piyu Padi, Ikke Nurjanah dan Marcel Siahaan.
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Perkembangan teknologi di industri musik diakui gitaris Padi Reborn, Piyu, sebagai pedang dengan dua mata pisau yang tak bisa dihindari. Loh, kenapa ya?

Baginya, sisi pertama teknologi memberikan kemudahan luar biasa dalam menyebarkan karya musik secara cepat dan masif. Namun, di sisi lain juga adanya konsekuensi negatif yang serius.

"Jadi musik yang harusnya kita dengarkan dengan kualitas audio seperti ini, jadi akhirnya berkurang," ujar Piyu di kawasan Jakarta, Jumat (8/11/2025).

Menurutnya, penurunan kualitas ini merupakan akibat langsung dari tuntutan penyebaran yang serba cepat.

"Karena harus di-share dengan cepat. Kalau umpama di-share dengan cepat, otomatis datanya harus di-kompres, datanya harus dikurangin," papar Piyu.

Lebih jauh, kemudahan akses ini ternyata juga membentuk perilaku baru di kalangan pendengar musik yang cenderung gak sabaran. Kritik pun muncul ke kebiasaan pendengar yang gemar menggulir atau skrol lagu tanpa mendengarkannya hingga tuntas.

"Supaya jangan, jangan mudah untuk nge-scroll. Baru dengerin intronya doang, 'ah gak enak nih', di-scroll. Padahal intinya ada di belakang," lanjut Piyu.

Menghadapi tantangan ini, Padi Reborn bahkan menciptakan strategi khusus pada single terbarunya untuk 'memaksa' pendengar menikmati lagu secara utuh dari awal hingga akhir.

"Makanya kami membuat single baru ini kita taruh semuanya itu lengkap. Jadi intronya ada, terus habis itu baitnya ada, reff-nya ada, sampai melodinya ada di belakang," tegasnya.




(pig/tia)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO