.webp)
LMKN Klaim Sistem Baru Paling Transparan di Asia, Musisi: Buktiin Dulu!
Keputusan LMKN membuat sistem ini supaya semua pembayaran royalti atas performing rights bisa terpusat semua ke sana. Lalu, para komersial yang menggunakan karya cipta bisa langsung mengakses.
Nah, detikcom penasaran nih dengan respons musisi yang mendengar kabar terbaru dari upaya LMKN dalam menjalankan tugasnya. Soalnya, selama ini LMKN sering kena cibir imbas permasalahan royalti yang katanya gak transparan.
Kali ini komentar datang dari Ketua Vibrasi Suara Indonesia (VISI), Armand Maulana. Ia ikut bereaksi setelah mengetahui adanya program digitalisasi dari LMKN.
"Bagus, bagus. Mending seperti ini, dimulai. Walaupun misalnya masih ada kelemahan sedikit-sedikit, tapi dimulai. Daripada kayak dulu banyak pihak yang ngomong, 'Oh kita transparan, kita transparan', tapi pas dimintai data gak ada yang ngasih," ujar Armand Maulana di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (31/10/2025).
Berbeda dari Armand Maulana, Piyu yang merupakan Ketua Asosiasi Komposer Seluruh Indonesia (AKSI), memberikan respon yang cukup berbenturan dengan VISI.
"Saya belum bisa memberi comment, karena buat kami (AKSI) bukan itu yang kita kejar. Karena yang kita kejar adalah untuk izin atau lisensi itu harus dilakukan sebelum penggunaan karya itu," ujar Piyu pada kesempatan yang sama.
"Nah kalau umpamanya Inspiration tadi masih memegang atau masih berasas yang lama yaitu setelah digunakan karyanya baru izin, ya itu berarti jauh banget dari harapan kita," papar Piyu.
 Piyu Padi Reborn, ketua AKSI. Foto: ist |
Di samping itu, Revisi Undang-Undang Hak Cipta juga sedang dibahas oleh DPR. Para musisi terus memantau perkembangannya.
(pig/dar)
