Kasus ciuman di atas panggung yang dilakukan band The 1975 di Malaysia masih bergulir. Dilansir dari ABC News disebutkan jika Pengadilan London telah memutuskan jika Matty Healy, vokalis, tidak bersalah pada Senin (24/2) waktu setempat.
Penyelenggara Good Vibes Festival menuntut ganti rugi sebesar 1,9 juta pound ($2,4 juta) setelah Healy mengkritik undang-undang antihomoseksualitas negara itu dan kemudian mencium bassis Ross MacDonald di pertunjukan di Kuala Lumpur pada Juli 2023.
Rekaman ciuman itu memicu reaksi keras di negara yang mayoritas penduduknya Muslim, di mana homoseksualitas merupakan kejahatan yang dapat dihukum hingga 20 tahun penjara dan hukuman cambuk.
Beberapa kelompok LGBTQ+ juga mengkritik band tersebut karena membahayakan komunitasnya dan mengganggu kerja aktivis yang mendorong perubahan.
Hal ini juga berimbas panjang setelah event agency Future Sound Asia (FSA) sebagai penyelenggara yang menggugat The 1975 Productions LLP di Pengadilan Tinggi atas pelanggaran kontrak dan mengatakan keempat anggotanya memiliki kewajiban untuk berhati-hati.
Namun, pengacara band tersebut berpendapat bahwa gugatan tersebut seharusnya hanya ditujukan kepada perusahaan bukan para musisi.
Hakim William Hansen mengatakan tuntutan terhadap anggota band tersebut "buruk secara hukum dan tidak ada alasan yang kuat mengapa masalah tersebut harus diadili."
Ia mengizinkan kasus tersebut untuk dilanjutkan terhadap perusahaan tersebut, tetapi memerintahkan FSA untuk membayar biaya hukum sebesar 100.000 pound ($126.000).
Pengacara band tersebut, Edmund Cullen, berpendapat bahwa klaim tersebut merupakan upaya yang "tidak sah, dibuat-buat, dan tidak koheren" untuk "menjatuhkan tanggung jawab pada individu" karena FSA hanya memiliki kontrak dengan perusahaan milik band tersebut.
Pengacara FSA, Andrew Burns, mengatakan pihak berwenang awalnya menolak mengizinkan band tersebut tampil karena laporan tentang kecanduan narkoba Healy dan pemulihannya. Mereka mengalah setelah band tersebut berjanji akan mengikuti pedoman dan peraturan, katanya.
Ketika band tersebut bermain di festival yang sama pada 2016, mereka telah sepakat untuk tidak bersumpah, merokok, minum, menanggalkan pakaian, atau berbicara tentang agama dan politik di atas panggung, kata Burns.
Burns mengatakan band tersebut sengaja memprovokasi pihak berwenang Malaysia pada acara yang digelar 2023 dengan menyelundupkan sebotol anggur ke atas panggung, dan mengucapkan kata-kata kotor dan yang paling parah adalah aksi ciuman tersebut.
Ia mengatakan band tersebut juga membawakan rangkaian lagu kurang populer untuk membuat penonton marah.
"Mereka dapat dikatakan bersenang-senang sendiri daripada sekadar bertindak dalam rangka menjalankan peran mereka sebagai anggota LLP," kata Burns.
Burns pun membocorkan bayaran uang diterima oleh The 1975 untuk penampilan mereka selama satu jam yakni 350 ribu dollar atau senilai Rp 5,6 miliar.
Simak Video "Video: The 1975 Tak Wajib Bayar Ganti Rugi Imbas Ciuman di Malaysia"
(ass/nu2)