.webp)
Emma Robert Sebut Madame Web Gagal Gegara Internet Culture
Hal ini yang juga diamini oleh bintangnya, Emma Roberts. Bagi pemeran Mary Parker itu bukan Ezekiel Sims yang menjadi villain di sana, melainkan haters di internet. Dalam wawancaranya bersama Variety ia mengatakan jika alasan film itu gagal di box office karena mereka menjadi bahan lelucon di dunia maya.
"Semua orang kadang sok-sokan bisa membaca masa depan tentang apakah rencananya berhasil atau tidak. Faktanya kalian tak akan bisa, banyak hal buruk yang terjadi lalu mereka mengumbarnya di TikTok. Awalnya semua kayak baik-baik saja, tapi ketika kau melihat (unggahan netizen) kau pun mulai merasa,'Apa ini baik-baik saja?'" ungkapnya.
Madame Web mendapatkan banyak kritikan dan hanya memperoleh rating 11% di Rotten Tomatoes dengan skor 57%. Mereka menyebutkan ada banyak sekali kesalahan yang terjadi dalam film itu dan alur cerita yang tak jelas.
Namun semua kritikan dan respon negatif tentang film itu tak pernah mempengaruhi Emma Roberts. Ia tetap menyukai film itu dan menikmatinya.
"Secara personal aku benar-benar menyukai Madame Web. Aku enjoy aja menontonnya dan aku pikir semuanya melakukan yang terbaik di sana. Sutradara SJ Clarkson juga memberikan yang terbaik. Dia adalah alasan kenapa aku mau menerima film ini. Jika bukan karena internet culture dan semua hal yang dijadikan candaan, aku rasa pendapat orang-orang akan berbeda," ujar Emma.
"Dan itu yang membuat saya kesal tentang banyak hal adalah orang-orang sekarang suka sekali membuat lelucon tentang segala hal," keluhnya.
Menurutnya candaan di internet sudah terlalu liar dan kerap dilakukan tanpa tanggung jawab. Banyak hal yang menjadi viral tanpa diketahui kebenarannya dan membuat dampak besar terhadap seseorang atau sesuatu.
Sementara itu Dakota Johnson malah kapok terlibat dalam proyek seperti Madame Web.
"Sayangnya aku sudah menduga jika ini akan hancur seperti ini. Film itu dibuat oleh seorang filmmaker dan tim sineas di sekelilingnya. Kau tak bisa membuat karya seni hanya berdasarkan angka dan algoritma saja," tuturnya dalam wawancara bersama Bustle.
"Menurutku sudah lama para penonton itu makin pintar dan para eksekutif justru malah tak menganggap hal itu. Penonton bisa tahu omong kosong (dari sebuah film). Bahkan jika film mulai dibuat dengan AI, orang-orang tak akan mau menyaksikannya."
"Tapi ini adalah sebuah pengalaman untuk ku terlibat di film seperti itu. Aku tak pernah melakukannya. Aku juga kayaknya gak mau lagi terlibat di proyek seperti ini karena ku rasa aneh saja," pungkasnya.
(ass/dar)
