Pameran ini mengetengahkan judul 'Membaca Tanda Alam'. Karya-karya lukisan dan instalasi yang terpajang dalam pameran ini mengutarakan pengalaman Sri Pramono sebagai ‘pegiat alam’ yang kerap mendaki gunung.
Beberapa gunung yang pernah didakinya antara lain gunung Merapi, gunung Merbabu, gunung Sumbing, gunung Sindoro, gunung Papandayan, gunung Agung dan lain-lain.
Dari sekian pengalaman dengan gunung-gunung yang pernah didakinya, terdapat pengalaman yang cukup mendalam, yaitu ketika ia terlibat menjadi relawan penyelamatan warga lereng gunung Merapi sewaktu terjadi erupsi pada tahun 2010.
Kalimat 'Tanda-tanda Alam' seperti tertera pada judul pameran adalah ungkapan rasa kedekatannya terhadap alam, bahwa sesungguhnya alam bukanlah sesuatu benda mati.
Karya ini mengajak kita untuk ‘hormat kepada alam’ yang diwujudkannya dalam bentuk gambaran ‘Bumi’ beserta tangan-tangan kita dalam sikap hormat.
Sri Pramono sebagai seorang ‘pegiat alam’, sudah lama mengamati perkembangan alam, seperti penggundulan hutan, semakin menyempitnya lahan-lahan pertanian dan semakin keringnya keadaan lingkungan.
Berdasarkan beberapa pertimbangan, pameran yang bertemakan ‘Hari Bumi’ ini baru bisa diselenggarakan pada tanggal 27 April sampai dengan tanggal 19 Mei 2024.