Barang-barang Eksotis Peninggalan Prajurit Kayan

Barang peninggalan prajurit Kayan. Foto: Oktavian Balang/detikKalimantan

Deretan ukiran khas Dayak Kayan terlihat memadukan kekuatan dan keindahan secara harmonis. Sekilas, benda-benda ini tampak seperti produksi modern, namun ternyata peninggalan leluhur Dayak Kayan yang kerap digunakan dalam peperangan.

Peralatan tradisional seperti anyaman rotan, manik-manik, taring hewan, hingga senjata tajam tertata rapi, sebagian dipajang dalam bingkai estetik. Selain senjata, tempayan kuno juga mencuri perhatian. Tempayan ini tidak hanya berfungsi sebagai wadah, tetapi juga sebagai peti mati pada masa lalu.

Barang peninggalan prajurit Kayan. Foto: Oktavian Balang/detikKalimantan

Tak ketinggalan, foto-foto situs purbakala dari zaman Megalitikum yang tersebar di desa-desa Kecamatan Data Dian dan Long Alabgo, turut memikat perhatian.

Barang peninggalan prajurit Kayan. Foto: Oktavian Balang/detikKalimantan

Salah satu yang menonjol adalah koleksi senjata tajam seperti mandau, bujak, dan tameng. Seperti mandau dengan gagang dan sarung terbuat dari tulang ini, berhias ukiran tengkorak dan anyaman rotan yang kokoh.

Ishak Usman, pemandu di stand pameran Dayak Kayan menjelaskan makna benda-benda tersebut kepada pengunjung. Ia menyebut benda-benda ini bukan sekadar barang kuno, melainkan saksi bisu perjalanan panjang peradaban masyarakat maupun prajurit suku Kayan.

Barang peninggalan prajurit Kayan. Foto: Oktavian Balang/detikKalimantan

Ishak menjelaskan tameng perang kuno yang sering dihiasi rambut musuh yang dikalahkan, merupakan simbol keberanian. Hanya keturunan bangsawan yang memenangkan banyak perang yang berhak menyimpan benda pusaka ini.

"Semakin banyak rambut di tameng, semakin tinggi status dan keberanian pemiliknya," ungkapnya.

Deretan ukiran khas Dayak Kayan terlihat memadukan kekuatan dan keindahan secara harmonis. Sekilas, benda-benda ini tampak seperti produksi modern, namun ternyata peninggalan leluhur Dayak Kayan yang kerap digunakan dalam peperangan.Peralatan tradisional seperti anyaman rotan, manik-manik, taring hewan, hingga senjata tajam tertata rapi, sebagian dipajang dalam bingkai estetik. Selain senjata, tempayan kuno juga mencuri perhatian. Tempayan ini tidak hanya berfungsi sebagai wadah, tetapi juga sebagai peti mati pada masa lalu.
Tak ketinggalan, foto-foto situs purbakala dari zaman Megalitikum yang tersebar di desa-desa Kecamatan Data Dian dan Long Alabgo, turut memikat perhatian.
Salah satu yang menonjol adalah koleksi senjata tajam seperti mandau, bujak, dan tameng. Seperti mandau dengan gagang dan sarung terbuat dari tulang ini, berhias ukiran tengkorak dan anyaman rotan yang kokoh.Ishak Usman, pemandu di stand pameran Dayak Kayan menjelaskan makna benda-benda tersebut kepada pengunjung. Ia menyebut benda-benda ini bukan sekadar barang kuno, melainkan saksi bisu perjalanan panjang peradaban masyarakat maupun prajurit suku Kayan.
Ishak menjelaskan tameng perang kuno yang sering dihiasi rambut musuh yang dikalahkan, merupakan simbol keberanian. Hanya keturunan bangsawan yang memenangkan banyak perang yang berhak menyimpan benda pusaka ini.Semakin banyak rambut di tameng, semakin tinggi status dan keberanian pemiliknya, ungkapnya.