Tantangan Distribusi LPG 3 Kg ke Desa Tanpa Daratan di Kaltim

Penjual elpiji pangkalan membawa elpiji 3 kg menggunakan perahu ketinting menyusuri Sungai Enggelam di Desa Enggelam, Kecamatan Muara Wis, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Sabtu (17/5/2025). PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan dalam menerapkan program Satu Desa Satu Pangkalan, mendistribusikan elpiji 3 kg sekitar 350 tabung yang dikirim seminggu dua kali ke daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar) di Kalimantan Timur dengan tujuan agar masyarakat dapat dengan mudah membeli elpiji bersubsidi tanpa harus pergi ke tempat yang jauh atau bergantung pada pengecer. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.

Penjual dari pangkalan membawa LPG 3 kg dengan perahu ketinting menyusuri Danau Melintang di Desa Enggelam, Kecamatan Muara Wis, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Foto: ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT

Penjual elpiji pangkalan membawa elpiji 3 kg menggunakan perahu ketinting menyusuri Sungai Enggelam di Desa Enggelam, Kecamatan Muara Wis, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Sabtu (17/5/2025). PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan dalam menerapkan program Satu Desa Satu Pangkalan, mendistribusikan elpiji 3 kg sekitar 350 tabung yang dikirim seminggu dua kali ke daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar) di Kalimantan Timur dengan tujuan agar masyarakat dapat dengan mudah membeli elpiji bersubsidi tanpa harus pergi ke tempat yang jauh atau bergantung pada pengecer. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.

Rute air menjadi satu-satunya akses menuju desa tersebut karena sulitnya jalur darat. Penjual dari pangkalan LPG harus membawa tabung-tabung gas hijau tersebut dengan perahu bermesin kecil. Foto: ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT

Penjual elpiji pangkalan membawa elpiji 3 kg menggunakan perahu ketinting menyusuri Sungai Enggelam di Desa Enggelam, Kecamatan Muara Wis, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Sabtu (17/5/2025). PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan dalam menerapkan program Satu Desa Satu Pangkalan, mendistribusikan elpiji 3 kg sekitar 350 tabung yang dikirim seminggu dua kali ke daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar) di Kalimantan Timur dengan tujuan agar masyarakat dapat dengan mudah membeli elpiji bersubsidi tanpa harus pergi ke tempat yang jauh atau bergantung pada pengecer. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.

Perjalanan menggunakan perahu ketinting ini bisa memakan waktu beberapa jam, tergantung cuaca dan arus air. Meski penuh tantangan, distribusi tetap dijalankan untuk memastikan kebutuhan energi rumah tangga masyarakat terpenuhi. Foto: ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT

Penjual elpiji pangkalan membawa elpiji 3 kg menggunakan perahu ketinting menyusuri Sungai Enggelam di Desa Enggelam, Kecamatan Muara Wis, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Sabtu (17/5/2025). PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan dalam menerapkan program Satu Desa Satu Pangkalan, mendistribusikan elpiji 3 kg sekitar 350 tabung yang dikirim seminggu dua kali ke daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar) di Kalimantan Timur dengan tujuan agar masyarakat dapat dengan mudah membeli elpiji bersubsidi tanpa harus pergi ke tempat yang jauh atau bergantung pada pengecer. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.

Upaya ini juga mencerminkan tantangan distribusi energi bersubsidi di wilayah kepulauan dan pedalaman Indonesia, yang membutuhkan solusi transportasi alternatif dan keberpihakan pada daerah tertinggal. Foto: ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT

Penjual elpiji pangkalan membawa elpiji 3 kg menggunakan perahu ketinting menyusuri Sungai Enggelam di Desa Enggelam, Kecamatan Muara Wis, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Sabtu (17/5/2025). PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan dalam menerapkan program Satu Desa Satu Pangkalan, mendistribusikan elpiji 3 kg sekitar 350 tabung yang dikirim seminggu dua kali ke daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar) di Kalimantan Timur dengan tujuan agar masyarakat dapat dengan mudah membeli elpiji bersubsidi tanpa harus pergi ke tempat yang jauh atau bergantung pada pengecer. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.

Pendistribusian LPG 3 kg di kawasan pelosok seperti ini menjadi bukti nyata pentingnya akses logistik yang inklusif. Peran para penyalur di lapangan sangat vital agar masyarakat tidak kehabisan pasokan energi. Foto: ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT

Foto udara suasana Desa Muara Enggelam di Kecamatan Muara Wis, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Sabtu (17/5/2025). Desa tanpa daratan yang berada di tengah Danau Melintang tersebut dihuni sekitar 747 jiwa dengan mata pencaharian sebagai nelayan dan menggantungkan hidup pada hasil tangkapan ikan dari sekitar danau, selain itu ada juga warga yang berkebun di ladang terapung atau membuat kerajinan tangan. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.

Desa Muara Enggelam dikenal sebagai 'desa di atas air'. Sebab, desa ini berada di tengah-tengah Danau Melintang. Penduduk desa tinggal di rumah terapung. Perahu menjadi moda transportasi utama di desa ini. Foto: ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT

Penjual dari pangkalan membawa LPG 3 kg dengan perahu ketinting menyusuri Danau Melintang di Desa Enggelam, Kecamatan Muara Wis, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Foto: ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT
Rute air menjadi satu-satunya akses menuju desa tersebut karena sulitnya jalur darat. Penjual dari pangkalan LPG harus membawa tabung-tabung gas hijau tersebut dengan perahu bermesin kecil. Foto: ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT
Perjalanan menggunakan perahu ketinting ini bisa memakan waktu beberapa jam, tergantung cuaca dan arus air. Meski penuh tantangan, distribusi tetap dijalankan untuk memastikan kebutuhan energi rumah tangga masyarakat terpenuhi. Foto: ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT
Upaya ini juga mencerminkan tantangan distribusi energi bersubsidi di wilayah kepulauan dan pedalaman Indonesia, yang membutuhkan solusi transportasi alternatif dan keberpihakan pada daerah tertinggal. Foto: ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT
Pendistribusian LPG 3 kg di kawasan pelosok seperti ini menjadi bukti nyata pentingnya akses logistik yang inklusif. Peran para penyalur di lapangan sangat vital agar masyarakat tidak kehabisan pasokan energi. Foto: ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT
Desa Muara Enggelam dikenal sebagai desa di atas air. Sebab, desa ini berada di tengah-tengah Danau Melintang. Penduduk desa tinggal di rumah terapung. Perahu menjadi moda transportasi utama di desa ini. Foto: ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT