Gereja Katolik Santa Maria Imakulata Paroki Tarakan menggelar kegiatan Jumat Agung dengan visualisasi Jalan Salib, sebuah devosi untuk menghormati penderitaan Yesus Kristus sebagaimana tercatat dalam Kitab Suci. Foto: Oktavian Balang/detikKalimantan
Teatrikal ini menjadi momen refleksi mendalam bagi umat Katolik di Kota Tarakan. Pastor Paroki, RP Antonius Andri Atmaka, menjelaskan bahwa visualisasi Jalan Salib menampilkan berbagai karakter manusia, dari yang baik hingga jahat, dengan Yesus Kristus sebagai pusat cerita. Foto: Oktavian Balang/detikKalimantan
Romo Antonius berpesan agar peringatan Jumat Agung tidak sekadar seremoni, melainkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. "Umat Katolik harus menjadi sesama bagi semua orang, tanpa memandang agama, suku, atau latar belakang. Yesus bangkit untuk semua umat manusia," ujarnya. Foto: Oktavian Balang/detikKalimantan
Visualisasi ini sukses menguras emosi penonton dan pemeran. Romo Antonius menyebut peristiwa 2000 tahun lalu itu masih relevan hingga kini. Foto: Oktavian Barang/detikKalimantan
Jemaat menangis menyaksikan penderitaan Yesus Kristus hingga mati di kayu salib demi menebus dosa-dosa manusia. Romo Antonius menegaskan bahwa kisah Yesus mencerminkan kebebasan manusia untuk memilih antara kebaikan dan kejahatan. Foto: Oktavian Balang/detikKalimantan