Mengenal Kain Sasirangan Kalsel: Asal-usul, Motif dan Proses Pembuatan

Mengenal Kain Sasirangan Kalsel: Asal-usul, Motif dan Proses Pembuatan

Bayu Ardi Isnanto - detikKalimantan
Jumat, 17 Okt 2025 12:20 WIB
Dari hobi jadi usaha, Acil Imas kembangkan sasirangan modern hingga buka butik dan ciptakan lapangan kerja. Yuk intip pembuatannya.
Kain sasirangan khas Kalsel. Foto: dok. Jamkrindo
Banjarmasin -

Kain Sasirangan adalah salah satu karya budaya Indonesia yang sudah ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda. Kain tradisional asal Kalimantan Selatan ini telah menjadi identitas budaya sekaligus warisan leluhur yang harus dijaga.

Untuk mengenal apa itu kain sasirangan, simak artikel ini mulai dari asal-usul dan makna, motif tradisional, hingga proses pembuatannya.

Asal-usul dan Makna

Kain Sasirangan berasal dari masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan. Dikutip dari 77 Warisan Budaya Takbenda Indonesia di situs Kemendikdasmen, sasirangan adalah sejenis kain yang dibuat dengan teknik tusuk jelujur, kemudian diikat dengan benang atau tali raia dan selanjutnya dicelup.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kain Sasirangan awalnya dibuat dari serat kapas atau katun. Seiring perkembangan zaman dan teknik modern, bahan baku meluas mencakup kain non-kapas seperti sutera dan satin, sehingga karakteristiknya semakin bervariasi.

Dalam studi Pergeseran Fungsi dan Makna Simbolis Kain Sasirangan oleh Yunita Fitra Andriana dari Universitas Trilogi, kain sasirangan dahulu memiliki fungsi ritual dan simbolik, yaitu sebagai penolak bala dan penawar penyakit. Namun kini bergeser menjadi komoditas dan menjaga warisan budaya.

Banjarmasin terkenal dengan kerajinan kain Sasirangan. Yuk kita lihat proses pembuatan kain tersebut di Rumah Sasirangan yang didirikan oleh Bank Indonesia.Banjarmasin terkenal dengan kerajinan kain Sasirangan. Yuk kita lihat proses pembuatan kain tersebut di Rumah Sasirangan yang didirikan oleh Bank Indonesia. Foto: Rachman Haryanto

Motif Kain Sasirangan

Dilansir dari penelitian Noor Kholis berjudul Kain Tradisional Sasirangan "Irma Sasirangan" Kampung Melayu Kalimantan Selatan di situs Universitas Negeri Yogyakarta, berikut 8 motif kain sasirangan yang sering digunakan:

  1. Motif Gigi Haruan: Motif ini terinspirasi dari bentuk gigi ikan haruan yang tajam dan runcing, menampilkan desain sederhana namun khas.
  2. Motif Hiris Gagatas: Motif ini diambil dari bentuk potongan kue gagatas khas Kalimantan Selatan yang berbentuk wajik, memberikan sentuhan tradisional pada kain.
  3. Motif Bintang: Menggambarkan bintang dengan berbagai sudut seperti empat, lima, tujuh, atau delapan, motif ini mencerminkan keindahan benda langit.
  4. Motif Bayam Raja: Motif ini terinspirasi dari bagian bunga tanaman bayam raja yang dianggap paling cantik oleh masyarakat Banjar.
  5. Motif Kulat Karikit: Diambil dari bentuk jamur yang menempel pada pohon dan sulit dihilangkan, motif ini mencerminkan keunikan alam sekitar.
  6. Motif Hiris Pudak: Mirip dengan motif gigi haruan dan kulat karikit, motif ini memiliki garis patah-patah yang lebih lebar dan panjang. Terinspirasi dari daun pandan yang digunakan dalam bunga rampai pada upacara adat pernikahan suku Banjar.
  7. Motif Gelombang: Motif ini mengambil ide dasar dari gelombang laut, menggambarkan dinamika dan keindahan alam.
  8. Motif Kambang Kacang: Terinspirasi dari batang kacang yang merambat dan melengkung pada media seperti kayu, motif ini menambah variasi bentuk alami pada kain Sasirangan.

Teknik Pembuatan Kain Sasirangan

Di "Irma Sasirangan" Kampung Melayu Kalimantan Selatan, proses pembuatannya terdiri dari 10 tahap utama, yakni sebagai berikut:

1. Menyiapkan Bahan dan Alat

Bahan yang perlu dipersiapkan antara lain kain, pewarna, soda api, dan fixanol. Sedangkan alat yang digunakan antara lain penggaris panjang, penggaris pendek, gunting, meja kayu, kertas karton, pensil, jarum, benang jeans, timbangan, sarung tangan karet, ember, karet ban, gelang karet, panci dan kompor, tempat gantungan, trenner/pendedel benang, botol kecap, dan setrika.

2. Persiapan Kain

Persiapkan kain terlebih dahulu, ukur menggunakan penggaris panjang sesuai dengan kebutuhan.

3. Pembuatan Pola

Proses pembuatan pola membutuhkan ketelitian yang baik. Pola bisa dibuat menggunakan karton yang dibentuk khusus sesuai motif yang akan dibuat dan digambar dengan pensil agar mudah dihapus jika terjadi kesalahan.

4. Penjahitan/Menyirang

Proses ini dilakukan penjahitan pola yang digambar menggunakan benang jeans dan jarum tangan dengan teknik jelujur. Menyirang dilakukan dengan mengikuti motif yang telah dibuat dengan jarak agak renggang atau berbeda-beda sesuai motif.

Setelah selesai, benang disisakan di kedua ujungnya karena akan ditarik kuat sampai kain mengerut agar pewarna tidak masuk ke bagian yang disirang saat pencelupan.

5. Pewarnaan

Pewarnaan dilakukan dalam dua atau tiga tahap sesuai motif dan warna yang diinginkan, yaitu pencelupan pertama, pencelupan kedua, dan pencoletan.

Pada pencelupan pertama, warna yang dihasilkan satu dan perintang yang digunakan adalah jahitan benang dengan pewarna napthol. Proses ini melibatkan perebusan air, pencampuran bahan kimia, pencelupan kain, dan pembangkitan warna dengan garam diazonium.

Pencelupan kedua menghasilkan warna lebih dari satu dengan perintang karet ban dan gelang karet yang melindungi bagian kain tertentu dari pewarnaan.

Tahap terakhir, pencoletan, menggunakan zat warna indigosol yang diaplikasikan dengan cara dicolet menggunakan botol kecap, kemudian kain dikeringkan dan dicelupkan ke dalam pembangkit warna.

6. Pelepasan Bahan Perintang

Bahan perintang seperti benang dan karet dilepas perlahan menggunakan tangan dan pendedel benang agar kain tidak rusak.

7. Pengawetan Warna

Pengawetan warna menggunakan fixanol bertujuan mengikat warna agar tidak pudar dan melembutkan kain. Takaran yang digunakan adalah 4 liter air dicampur dengan sekitar 100 ml fixanol.

8. Pencucian

Kain Sasirangan dicuci menggunakan sabun colek untuk menghilangkan sisa pewarna yang masih tertinggal di dalam kain.

9. Penjemuran

Setelah dicuci, kain dijemur dengan cara diangin-anginkan tanpa terkena sinar matahari langsung agar warna tetap terjaga.

10. Menyetrika

Proses terakhir adalah menyetrika kain agar tampak rapi dan siap digunakan atau dijual.

Nah, itulah telah kita ketahui apa itu kain sasirangan asal Kalimantan Selatan. Jika detikers datang ke Kalsel, jangan lupa menjadikan kain sasirangan sebagai oleh-oleh, ya!

Halaman 2 dari 2
(bai/bai)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads