Di ujung utara Kalimantan, di mana sungai menjadi satu-satunya urat nadi transportasi, berdiri sebuah sekolah bernama SMP Negeri 1 Lumbis Pansiangan, Labang, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Sekolah ini menjadi bukti bahwa pendidikan di Indonesia belum merata.
Sekolah yang secara administrasi sah berdiri sejak 2021 lewat Keputusan Bupati ini masih harus 'menumpang' tempat. Itu pun bangunannya masih jauh dari kata layak.
Ironi terasa ketika fasilitas pendidikan di Nunukan dibandingkan dengan sekolah di Sabah, Malaysia yang bertetangga dengan Nunukan. Bahkan ada hal yang membuat malu, misalnya ketika ada kunjungan dari Malaysia.
Diceritakan Kepala Sekolah SMPN 1 Lumbis Pansiangan, Sutrisno, pihaknya dua kali menerima kunjungan tamu asing, yakni guru dari Malaysia pada 2022 dan 2023. Bukannya bangga, yang dirasakan justru rasa sungkan dan malu.
"Betul, saya sebagai Kepsek juga malu," ungkap sang Kepala Sekolah kepada detikKalimantan, Senin (1/12/2025).
"Sudah dua kali kunjungan guru-guru dari Malaysia datang ke tempat kami. Kami terima di gedung SDN yang kami pinjam," tambahnya.
Kenyataan pahit itu terpampang jelas. SMPN 1 Lumbis Pansiangan belum memiliki gedung sendiri. Siswa SMP harus berbagi atap dengan SDN 001 Lumbis Pansiangan. Sekolah ini menampung siswa dari Desa Labang, Desa Sumontobol, dan Desa Panas.
"SD tersebut memiliki 5 ruang kelas, SMP meminjam 2 rombel (rombongan belajar), dan SD memakai 3 rombel secara bergantian," ucapnya.
"Seyogyanya SD itu ada 6 kelas dan SMP ada 3 kelas. Jadi hitungan kasarnya, kami masih kekurangan 4 kelas lagi," jelasnya merinci defisit infrastruktur yang krusial tersebut.
Simak Video "Video: Pangdam Mulawarman Bicara Penyebab Anggota TNI Serang Mapolres Tarakan"
(bai/bai)