Protes Warga Tana Tidung Terhadap Jalan Rusak yang Tak Kunjung Dibenahi

Oktavian Balang - detikKalimantan
Minggu, 28 Sep 2025 19:01 WIB
Kondisi jalan provinsi yang diketahui di Jalan Ahmad Yani Kabupaten Tana Tidung (KTT), Kalimantan Utara dalam keadaan rusak. Foto: tangkapan layar instagram @fikoraga
Tana Tidung -

Aksi protes seorang warga Kabupaten Tana Tidung (KTT), Kalimantan Utara, bernama Fiko Raga, jadi perbincangan di media sosial. Melalui akun Instagramnya @fikoraga, ia menyuarakan kekecewaan terhadap kondisi jalan provinsi yang diketahui di Jalan Ahmad Yani Tana Tidung dalam keadaan rusak parah.

Fiko melontarkan kritikan pada pemerintah. Dalam video yang telah ditonton lebih dari 7.900 kali itu, Fiko merekam perjalanannya di atas sepeda motor, menyorot kondisi jalan yang penuh lubang dan berkerikil. Ia menyebut jalan tersebut merupakan akses utama menuju ibu kota kabupaten, yang seharusnya menjadi cerminan wajah daerah.

"Jalan menuju ibu Kota Kabupaten Tanah Tidung. Ini perhatiin baik-baik ni. Hah, apa jalan menuju ibu kota kabupaten kayak gini? Bikin malu kita saja, warga KTT," seru Fiko dalam videonya.

Kritik paling tajam ia tujukan langsung kepada para pejabat yang dianggapnya tidak merasakan kesulitan warga. Fiko mengungkap bahwa banyak pejabat melintas dengan mobil dan tak melihat kondisi jalan yang dilalui.

"Apa jalan ibu kota kabupaten kayak gini?" tambahnya.

Kepada detikKalimantan, Fiko membenarkan bahwa aksi tersebut adalah murni luapan kekecewaannya yang sudah lama terpendam. Ia menjelaskan, setelah mencari informasi, ia mengetahui bahwa jalan tersebut merupakan tanggung jawab Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara.

"Saya sudah dapat info dari media, ternyata itu tanggung jawabnya provinsi. Jadi saya minta tolong kepada Gubernur Kalimantan Utara agar segera memperbaiki jalan itu. Biar rapi, biar baik, biar mulus untuk kita lihat, untuk kita jalan di sana," ujar Fiko dihubungi, Minggu (28/9/2025).

Ia mengaku mewakili suara warga KTT yang merasakan dampak langsung dari kerusakan infrastruktur tersebut. Menurutnya, jalan itu adalah jalur vital yang menghubungkan tidak hanya desa-desa, tetapi juga antar kabupaten seperti Malinau dan Bulungan.

"Nama Jalannya Ahmad Yani, saya tegaskan bukan hanya menjadi jalan antar desa, melainkan menjadi penghubung antara Kabupaten Malinau maupun Bulungan," terangnya

Fiko menggambarkan kondisi jalan yang ia lalui sangat memprihatinkan. Meskipun beraspal, lapisan aspal sudah tidak utuh dan rusak parah di banyak titik.

"Itu aspal, cuma sudah lama. Aspalnya putus-putus ya, nggak semuanya aspal. Terus juga kondisinya sudah parah, berlubang," jelasnya.

Kondisi tersebut semakin parah saat cuaca berubah. Menurutnya, jalanan akan sangat berdebu saat musim kemarau dan berubah menjadi kubangan lumpur saat hujan. Situasi ini membahayakan semua jenis kendaraan yang melintas, mulai dari sepeda motor hingga truk.

"Kalau siang berarti berdebu, kalau hujan ya berlumpur juga. Sangat-sangat tidak layak untuk kita lewati," tegas Fiko.

Pernyataan Fiko yang menyinggung pejabat menggunakan kacamata 'Ray-Ban' di dalam mobil menjadi simbol kritik sosial. Ia menggunakan perumpamaan yang menyimbolkan pejabat tidak melihat adanya kerusakan jalan karena kenyamanan mobil mewah mereka.

"Itu ide dari pikiran saya sendiri. Kita tau, pejabat pasti sering lewat sini, tapi tidak pernah melihat kondisi jalan. Kan istilahnya 'reben' itu gelap, terus di dalam mobil. Jadi seakan jalanan itu gelap, nggak kelihatan, makanya mereka nggak pernah sentuh," jelasnya.

"Kita yang masyarakat kecil yang merasa jalan itu, kita kan pakai motor, kita yang merasa jalannya," sambung Fiko.

Fiko mengaku bahwa keresahan mengenai jalan rusak ini sudah lama menjadi perbincangan di tengah masyarakat. Namun, tidak banyak yang berani menyuarakannya secara terbuka.

"Sering sekali (dibahas), cuma nggak ada yang berani ngomong," ungkapnya.

"Tuntutan saya cuma itu saja, saya mau mewakili seluruh masyarakat KTT kepada pemerintah provinsi Kalimantan Utara, agar jalan itu segera ditangani, segera diperbaiki," imbuh dia.

Di lain sisi, detikKalimantan telah melakukan upaya konfirmasi pada Kabid Bina Marga PUPR Tana Tidung, Punjul Sidi Waluyo, namun ia hanya memberikan pesan tersirat bahwa jalan tersebut merupakan jalan provinsi.



Simak Video "Video: Jalan Rusak, Pasutri Lansia Ditandu 7 Km ke Puskesmas di Mamasa"

(aau/aau)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork