Potret Batu Lesung Jejak Cinta Tragis Sri Tanjung-Mandor Belanda di Tangisan

Padukuhan Tangisan berada di wilayah Kalurahan Banyurejo atau lebih dekat ke wilayah Jawa Tengah dari pada ke pusat kota Sleman. Hanya dibatasi Padukuhan Jambean yang menjadi padukuhan terluar di Banyurejo. Kisah Dusun Tangisan ini konon berawal dari kisah cinta tak terbalas mandor proyek Van Der Wijk asal Belanda dengan gadis setempat bernama Sri Tanjung.
Dari cerita tutur masyarakat Sri Tanjung yang menolak cinta mandor Belanda itu dikurung di dalam liang yang kemudian ditutup batu besar. Batu besar atau batu lesung itu berada di dalam kompleks pemakaman umum Sasanalaya Canan, yang berada di ujung Padukuhan Tangisan.
Konon warga sering mendengar suara tangisan dari arah batu lesung ini. Suara tangisan itu diyakini suara Sri Tanjung yang dikurung sang mandor. Warga setempat menyebut pada malam Jumat Kliwon, sempat ada yang melihat cahaya keluar dari batu dan mendengar tangisan wanita.
Batu lesung ini memiliki diameter dan tinggi sekitar satu meter. Di sekeliling batu pun tampak diplester semen. Batu itu pun terlihat menonjol di kompleks permakaman setempat.

Kisah cinta tragis Sri Tanjung dan mandor Belanda itu pun menjadi cerita turun-temurun warga setempat. Disebutkan banyak konten kreator yang datang ke lokasi untuk membuat konten mistis.
Padukuhan Tangisan berada di wilayah Kalurahan Banyurejo atau lebih dekat ke wilayah Jawa Tengah dari pada ke pusat kota Sleman. Hanya dibatasi Padukuhan Jambean yang menjadi padukuhan terluar di Banyurejo. Kisah Dusun Tangisan ini konon berawal dari kisah cinta tak terbalas mandor proyek Van Der Wijk asal Belanda dengan gadis setempat bernama Sri Tanjung.
Dari cerita tutur masyarakat Sri Tanjung yang menolak cinta mandor Belanda itu dikurung di dalam liang yang kemudian ditutup batu besar. Batu besar atau batu lesung itu berada di dalam kompleks pemakaman umum Sasanalaya Canan, yang berada di ujung Padukuhan Tangisan.
Konon warga sering mendengar suara tangisan dari arah batu lesung ini. Suara tangisan itu diyakini suara Sri Tanjung yang dikurung sang mandor. Warga setempat menyebut pada malam Jumat Kliwon, sempat ada yang melihat cahaya keluar dari batu dan mendengar tangisan wanita.
Batu lesung ini memiliki diameter dan tinggi sekitar satu meter. Di sekeliling batu pun tampak diplester semen. Batu itu pun terlihat menonjol di kompleks permakaman setempat.
Kisah cinta tragis Sri Tanjung dan mandor Belanda itu pun menjadi cerita turun-temurun warga setempat. Disebutkan banyak konten kreator yang datang ke lokasi untuk membuat konten mistis.