Kampung yang dikenal karena terlambat merasakan sinar matahari dan lebih awal merasakan suasana gelap ini kini sedang bersolek bak kerajaan.
Pantauan detikJogja, tampak mayoritas rumah di Wotawati memiliki tampilan depan bangunan atau fasad yang sama. Hal ini karena bangunan tersebut menggunakan bata merah ekspose pada bagian dindingnya.
Tak hanya itu, setiap rumah di Wotawati memiliki gapura dengan bentuk yang sama dan menggunakan bata merah ekspose. Gapura itu dibangun mirip masa kerajaan sehingga menambah kesan tersendiri saat mengunjungi Wotawati.
Lurah Pucung, Estu Dwiyono mengatakan perubahan fasad rumah warga sudah berlangsung sejak Juni 2024. Saat itu Wotawati mendapat suntikan dana keistimewaan (Danais) sekitar Rp 5 miliar untuk penataan tahun ini.
Rencananya kawasan Wotawati ini bakal dibuka untuk wisata pada 2025 mendatang. Ketua BPPD DIY GKR Bendara menyebut penataan Wotawati ini dilakukan dengan konsep quality tourism sehingga juga dilakukan penghijauan dan pemeliharaan lahan agar semakin subur.