Potret Masjid Gede Mataram Kotagede, Arsitektur Akulturasi Islam-Hindu

Masjid Gede Mataram Kotagede berada di wilayah administrasi Banguntapan, Bantul, DIY. Ada keunikan dari Masjid Gede Mataram Kotagede, yakni perpaduan arsitektur bangunan Islam dan Hindu. Foto: Dwi Agus/detikJogja

Akulutrasi arsitektur tercermin dari pagar dan gerbang yang mengelilingi kompleks Masjid. Seluruh bentuk dan arsitektur mengadaptasi tempat ibadah Hindu atau Pura. Dwi Agus/detikJogja

Masjid Gede Mataram Kotagede dibangun oeh Kanjeng Panembahan Senopati Sutawijaya pada tahun 1587, murid dari Kanjeng Sunan Kalijaga. Foto: Dwi Agus/detikJogja

Lokasi Masjid Gede Mataram Kotagede awalnya bernama Alas Mentaok. Hutan rimba ini merupakan hadiah pemberian Raja Kerajaan Pajang Sultan Hadiwijaya Hutan kepada Panembahan Senopati. Foto: Dwi Agus/detikJogja

Abdi Dalem Kamasjidan Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, Mas Panewu Rekso Leksono (70), menceritakan keberadaan Masjid Gede Mataram Kotagede kala itu juga dianggap sebagai wujud siar Islam. Sasarannya adalah kawasan pedalaman Pulau Jawa sisi selatan. Foto: Dwi Agus/detikJogja

Begini salah satu sudut bagian dalam Masjid Gede Mataram Kotagede. Foto: Dwi Agus/detikJogja

Beberapa sudut arsitektur bangunan Masjid Gede Mataram Kotagede menyuguhkan nilai akulturasi. Mulai dari gapura pohon-pohon, kolam, pintu gerbang, tiang, hingga mustaka. Memiliki filosofi dan makna pelajaran agama Islam yang ditanamkan Kanjeng Sunan Kalijaga. Foto: Dwi Agus/detikJogja

Masjid Gede Mataram Kotagede saat ini masih difungsikan untuk beribadah umat Islam. Foto: Dwi Agus/detikJogja

Masjid Gede Mataram Kotagede berada di wilayah administrasi Banguntapan, Bantul, DIY. Ada keunikan dari Masjid Gede Mataram Kotagede, yakni perpaduan arsitektur bangunan Islam dan Hindu. Foto: Dwi Agus/detikJogja
Akulutrasi arsitektur tercermin dari pagar dan gerbang yang mengelilingi kompleks Masjid. Seluruh bentuk dan arsitektur mengadaptasi tempat ibadah Hindu atau Pura. Dwi Agus/detikJogja
Masjid Gede Mataram Kotagede dibangun oeh Kanjeng Panembahan Senopati Sutawijaya pada tahun 1587, murid dari Kanjeng Sunan Kalijaga. Foto: Dwi Agus/detikJogja
Lokasi Masjid Gede Mataram Kotagede awalnya bernama Alas Mentaok. Hutan rimba ini merupakan hadiah pemberian Raja Kerajaan Pajang Sultan Hadiwijaya Hutan kepada Panembahan Senopati. Foto: Dwi Agus/detikJogja
Abdi Dalem Kamasjidan Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, Mas Panewu Rekso Leksono (70), menceritakan keberadaan Masjid Gede Mataram Kotagede kala itu juga dianggap sebagai wujud siar Islam. Sasarannya adalah kawasan pedalaman Pulau Jawa sisi selatan. Foto: Dwi Agus/detikJogja
Begini salah satu sudut bagian dalam Masjid Gede Mataram Kotagede. Foto: Dwi Agus/detikJogja
Beberapa sudut arsitektur bangunan Masjid Gede Mataram Kotagede menyuguhkan nilai akulturasi. Mulai dari gapura pohon-pohon, kolam, pintu gerbang, tiang, hingga mustaka. Memiliki filosofi dan makna pelajaran agama Islam yang ditanamkan Kanjeng Sunan Kalijaga. Foto: Dwi Agus/detikJogja
Masjid Gede Mataram Kotagede saat ini masih difungsikan untuk beribadah umat Islam. Foto: Dwi Agus/detikJogja