Saat ditemui pada Selasa (7/11/2023), Suyono yang juga sebagai Ketua Paguyuban Perajin Wayang di Pucung menjelaskan wayang kulit masuk ke Kampung Pucung Wukirsari sejak tahun 1917. Sementara Suyono membuat wayang sejak tahun 1990. Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja
Untuk menyelesaikan satu set wayang dengan jumlah 200 tokoh pewayangan memakan waktu sekitar tiga bulan. "Kalau untuk membuat satu gunungan itu bisa memakan waktu sekitar 20 hari, karena itu masuk kualitas halus. Karena kita memiliki 3 kategori kualitas, mulai kasar, sedang dan halus," ucapnya. Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja
Suyono mengaku harga kerajinan wayang kulit bervariasi. Paling mahal adalah yang menggunakan kulit kerbau dengan kualitas halus. Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja
"Jadi untuk satu wayang gunungan dari kulit kerbau bisa mencapai Rp 3-4 juta, kalau kulit sapi sekitar Rp 2 juta. Kalau pakai kulit kambing untuk wayang gunungan kurang bagus karena tipis kulitnya," ucapnya. Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja
"Satu set isi 200 wayang yang biasa Rp 700 juta, itu kulit kerbau yang halus tapi bukan prodo emas. Kalau pakai prodo emas lebih mahal lagi. Kalau untuk satu set wayang kualitas sedang Rp 500 juta," lanjut Suyono. Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja
Meski terbilang mahal, Suyono mengaku wayang kulit produksi Pucung tetap laku di pasaran. Suyono menyebut jika 40 persen pembeli wayang kulit buatannya berasal dari luar negeri. Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja
"Penjualan wayang di Pucung sudah sampai luar negeri. Jadi mungkin bisa dikatakan 40 persen luar negeri dan 60 persen dalam negeri. Sistem jualannya kebanyakan offline, karena biar pembeli bisa tahu langsung kualitasnya, kalau online biasanya hanya untuk wayang kualitas yang kasar-kasar itu," kata Suyono. Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja