Harga bahan pangan, terkhusus Sembilan Bahan Pokok (Sembako), di Kota Jogja dapat berubah sewaktu-waktu karena sejumlah faktor. Bagi masyarakat, mengetahuinya adalah hal yang penting agar bisa menentukan budgeting pangan sehari-hari.
Data Panel Harga Bapanas pada Minggu (19/10/2025) pukul 12.08 WIB menunjukkan perubahan harga beberapa bahan pangan. Di antaranya yang menarik atensi adalah cabai merah keriting, cabai merah besar, dan cabai rawit merah.
Usai naik ugal-ugalan sampai Rp 54 ribu sekilo pada 10 Oktober lalu, harga cabai merah keriting terus turun. Hari ini, angkanya merosot Rp 2 ribu, terhitung dari Rp 50.000 menjadi Rp 48.000. Sebagai informasi, dalam empat hari terakhir, cabai merah keriting turun terus tanpa henti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berlainan dengan cabai merah keriting, cabai rawit merah justru naik, terhitung dari Rp 50.000 menjadi Rp 51.429 per kilogram. Harga komoditas pertanian satu ini memang naik turun, tetapi senantiasa berada di koridor Rp 50 ribuan sekilo sejak 15 Oktober lalu.
Cabai rawit merah mengikuti tren turunnya harga cabai merah keriting. Harganya sudah turun secara konsisten selama 4 hari terakhir. Hari ini, satu kilogram rawit merah dibanderol Rp 27.857, turun 1.429 Rupiah dibanding kemarin.
Bagaimana dengan bahan pokok lain? Cek perubahan lengkapnya di bawah ini!
Perubahan Harga Sembako Jogja 19 Oktober Versi Bapanas
Informasi lengkap perubahan harga sembako Jogja 19 Oktober 2025 versi Bapanas adalah:
- Beras premium: Rp 14.500/kg
- Beras medium: Rp 12.913/kg
- Beras SPHP: Rp 12.500/kg
- Kedelai biji kering (impor): Rp 9.200/kg
- Bawang merah: Turun dari Rp 34.000 menjadi Rp 33.286/kg
- Bawang putih bonggol: Rp 29.429/kg
- Cabai merah keriting: Turun dari Rp 50.000 menjadi Rp 48.000/kg
- Cabai merah besar: Naik dari Rp 50.000 menjadi Rp 51.429/kg
- Cabai rawit merah: Turun dari Rp 29.286 menjadi Rp 27.857/kg
- Daging sapi murni: Rp 130.000/kg
- Daging ayam ras: Turun dari Rp 36.333 menjadi Rp 36.000/kg
- Telur ayam ras: Rp 31.000/kg
- Gula konsumsi: Rp 17.091/kg
- Minyak goreng kemasan: Rp 19.091/liter
- Minyak goreng curah: Rp 17.143/liter
- Minyakita: Rp 16.120/liter
- Tepung terigu curah: Rp 9.000/kg
- Tepung terigu kemasan: Rp 10.875/kg
- Garam konsumsi: Rp 12.000/kg
- Ikan kembung: Rp 37.833/kg
- Ikan tongkol: Rp 34.333/kg
- Ikan bandeng: Rp 41.000/kg
Perlu dicatat, data final Bapanas tersedia tiap pukul 13.00 WIB. Oleh karena itu, perubahan data masih dimungkinkan.
Penyebab Harga Sembako Berubah-ubah
Bukan tanpa sebab harga sembako dan bahan pangan lain berubah tiap hari. Dilansir skripsi Muhammad Shehan dari UIN Raden Intan Lampung berjudul Pengaruh Harga Komoditas Sembako Terhadap Tingkat Inflasi di Indonesia Tahun 2017-2020, ketidakseimbangan permintaan dan penawaran menyebabkan harga bahan pangan tidak stabil.
Bagaimana tidak, pertumbuhan populasi masyarakat Indonesia mendorong naiknya permintaan terhadap bahan-bahan pangan, terkhusus sembako. Di sisi lain, komoditas sembako dari pertanian dan sebagainya sangat rentan gangguan, seperti kondisi iklim, keterbatasan lahan, dan peralihan fungsi lahan.
Pembentukan harga sembako secara khusus sangat dipengaruhi sisi penawaran. Mengingat, permintaan cenderung mengikuti perkembangan penawaran. Jika penawaran rendah, sedangkan permintaan tetap, maka harga bahan pokok naik. Begitu pula sebaliknya.
Penawaran akan bahan pokok ini sangat bergantung faktor alam dan seterusnya yang telah disinggung sekilas di atas. Sayangnya, keberhasilan produksi bahan-bahan pokok ini tidak bisa 100% dikendalikan oleh petani. Dengan kata lain, hasilnya uncontrollable.
Contohnya, saat musim hujan, petani cabai berpotensi gagal panen karena busuk atau serangan hama. Oleh karena itu, produksinya turut berkurang, sedangkan permintaan masyarakat tetap tinggi. Hasilnya, harga cabai melonjak drastis. Sebaliknya, saat musim kemarau, persentase keberhasilan panen cabai lebih tinggi. Stok melimpah menyebabkan otomatis harga turun.
Nur Azizah Nasution dalam tulisannya di Journal of Sharia and Law berjudul 'Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kenaikan Harga Sembako oleh Para Pedagang Menurut Perspektif Ekonomi Syariah' memberi rincian poin-poin penyebab fluktuasi sembako, di antaranya:
- Faktor produksi: Banyak permintaan, sedikit penawaran, maka harga menjadi mahal. Sementara itu, sedikit permintaan, banyak penawaran, harga menjadi murah.
- Faktor distribusi: Semakin lama dan ribet proses distribusi, harga bahan pangan semakin mahal. Hal yang sama berlaku sebaliknya.
- Faktor jumlah pedagang: Semakin banyak persaingan perdagangan, harga sembako cenderung lebih mendekati tarif normal. Di sisi lain, jika hanya ada pedagang, penetapan harganya menjadi lebih ekstrem.
Itulah informasi ringkas mengenai harga sembako Jogja hari ini Minggu, 19 Oktober 2025. Perlu diketahui, harga yang ditemui di pasaran mungkin berbeda karena disparitas.
(par/par)












































Komentar Terbanyak
Daerahnya Dilanda Bencana, DPRD Padang Pariaman Malah Kunker ke Sleman
Alasan DPRD Padang Pariaman Tetap Kunker ke Sleman Saat Dilanda Bencana
Profil Joko Widodo, Alumni UGM yang Jadi Ketua Task Force BRIN