Gelondongan Kayu Terseret Banjir Sumatera Diusut Bareskrim

Nasional

Gelondongan Kayu Terseret Banjir Sumatera Diusut Bareskrim

Rumondang Naibaho - detikJogja
Selasa, 02 Des 2025 16:59 WIB
Petugas menggunakan alat berat membersihkan sampah kayu gelondongan pasca banjir bandang di Desa Aek Garoga, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, Sabtu (29/11/2025). Sampah kayu gelondongan tersebut menumpuk di pemukiman warga dan sungai pasca banjir bandang pada Selasa (25/11). ANTARA FOTO/Yudi Manar
Sampah kayu gelondongan banjir bandang di Tapanuli Selatan (Foto: ANTARA FOTO/Yudi Manar)
Jogja -

Gelondongan kayu yang terseret arus banjir bandang di Sumatera Utara dan Sumatera Barat menuai sorotan publik. Direktorat Tindak Pidana Tertentu (Dittipidter) Bareskrim Polri mengatakan sedang mengusut asal muasal gelondongan kayu tersebut.

"Sedang penyelidikan," kata Dirtipidter Bareskrim Polri Brigjen Mohammad Irhamni saat dimintai konfirmasi, dilansir detikNews, Selasa (2/12/2025).

Irhamni mengaku belum dapat informasi tentang asal gelondongan kayu-kayu itu. Meski begitu, pihaknya berupaya melakukan penyelidikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Belum tahu asalnya, ya (sedang diselidiki)," katanya singkat.

ADVERTISEMENT

Untuk diketahui, gelondongan kayu ikut terbawa arus banjir bandang di Sumut, Sumbar, dan Aceh. Tumpukan kayu yang hanyut itu pun menjadi sorotan anggota DPR RI.

Kemenhut menduga kayu gelondongan itu berasal dari pemegang hak atas tanah (PHAT) yang berada di area penggunaan lain (APL). Dia mengatakan, dugaan sementara, kayu tersebut bekas tebangan yang sudah lapuk hingga terbawa arus banjir.

"Kita deteksi bahwa itu dari PHAT di APL. PHAT adalah pemegang hak atas tanah. Di area penebangan yang kita deteksi dari PHAT itu di APL, memang secara mekanisme untuk kayu-kayu yang tumbuh alami itu mengikuti regulasi Kehutanan, dalam hal ini adalah SIPPUH, Sistem Informasi Penatausahaan Hasil Hutan," kata Dirjen Penegakan Hukum (Gakkum) Kemenhut Dwi Januanto Nugroho, dilansir Antara, Sabtu (29/11).

Meski begitu, Dwi mengatakan pihaknya tak dapat mengesampingkan potensi kayu tersebut berasal dari praktik ilegal. Kayu gelondongan itu kini berserakan di permukiman warga hingga pantai.

Bencana banjir bandang dan longsor di Sumbar, Aceh, dan Sumut itu telah menyebabkan 659 orang tewas. Selain itu, 1 juta orang menjadi pengungsi akibat bencana tersebut.




(ams/afn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads