Fakta-fakta Ratusan Siswa SMA Jogja Diduga Keracunan MBG

Round-Up

Fakta-fakta Ratusan Siswa SMA Jogja Diduga Keracunan MBG

Tim detikJogja - detikJogja
Jumat, 17 Okt 2025 07:08 WIB
Pembagian MBG di SMA 1 Teladan Jogja, Kamis (16/10/2025).
Pembagian MBG di SMA 1 Teladan Jogja, Kamis (16/10/2025). Foto: Adji G Rinepta/detikJogja
Jogja -

Sebanyak 426 siswa SMA Negeri 1 Jogja atau SMA Teladan mengeluh sakit perut hingga diare setelah menyantap menu makan bergizi gratis (MBG). Kondisi serupa juga dialami 65 siswa SMA Muhammdiyah 7 Jogja.

Gejala Dirasakan Dini Hari

Setelah menyantap menu MBG pada Rabu (15/10), ratusan siswa SMA Negeri 1 Jogja mengeluhkan gejala keracunan pada Kamis (16/10) dini hari.

Kepala SMA Teladan Jogja, Ngadiya mengatakan pihaknya baru mendapat laporan dari para siswa pada Kamis pagi. Jumlah siswa yang terdata mengalami gejala keracunan sekitar 43% dari total 972 jumlah keseluruhan siswa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada yang diare sampai dua kali, tiga kali, tapi juga ada yang hanya sakit perut saja," kata Ngadiya, Kamis (16/10/2025).

"Tadi pagi kami kroscek ke seluruh kelas di SMA 1 Jogja. Dari hasilnya, siswa kami yang berjumlah 972 orang, tercatat 426 siswa mengalami sakit perut tadi malam, sekitar pukul 1 sampai pukul 3 dini hari," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Ngadiya mengatakan para siswa merasakan gejala saat tidur malam. Sebagian siswanya berobat ke fasilitas kesehatan tapi tidak sampai dirawat inap.

"Tadi pagi ada beberapa yang masih merasa sakit perut, tapi sudah diberi obat di UKS dan pulang belajar seperti biasa," ujar dia, kemarin.

Paginya,sebagian besar siswa yang mengalami gejala keracunan itu tetap masuk sekolah.

"Sebagian besar tetap masuk sekolah. Hanya 33 siswa yang tidak masuk hari ini, meskipun dari jumlah itu ada yang sakit dan ada yang izin karena alasan lain," ujarnya.

Diduga dari Menu Ayam

Ngadiya membenarkan bahwa pihak Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Wirobrajan hingga pihak puskesmas sudah mendatangi sekolah.

"Dari pihak SPPG mengakui bahwa kemungkinan memang ada keracunan dari MBG yaitu dari ayamnya. Keterangan dari pihak SPPG, proses memasaknya kemruputen (terlalu awal), jadi terlalu mruput masaknya," ungkapnya.

"Sehingga ayam dikirim ke sekolah sudah agak lama. Seharusnya masak sekitar jam 8, di-packing jam 9, dan dikirim ke sini jam 11. Tapi kemruputen lah," lanjut Ngadiya.

Menu MBG yang disantap para siswa itu adalah nasi, ayam saus bbq, salat, dan pisang. Ngadiya menambahkan, SPPG Wirobrajan menyatakan bertanggung jawab.

"Mereka (SPPG) menyatakan akan bertanggung jawab dan meng-cover semua kebutuhan penanganan. Masih, (MBG) tetap berjalan. Tapi mereka memastikan hal seperti ini tidak terulang lagi, dan akan diamati reaksi siswa setelah makan," pungkasnya.

detikJogja sudah mendatangi SPPG Wirobrajan yang beralamat di Jalan Arjuna, Wirobrajan. Pihak SPPG enggan memberikan keterangan terkait kejadian ini.

Siswa Ngaku Trauma

Sebagian siswa yang merasakan gejala keracunan itu mengaku trauma menyantap menu MBG.

"Udah trauma, nggak mau lagi. Hari ini masih sakit, tadi sudah tiga kali diare. Belum berobat sih, tapi nanti mau ke rumah sakit, mau ngecek," kata salah satu siswi kelas XII saat ditemui di SMA N 1 Jogja, Kamis (16/10/2025).

"Sebenarnya nggak ada rasa aneh apapun, cuma pas pulang itu demam terus saya langsung diare. Sorenya demam, malamnya diare," imbuh siswi yang mengaku sangat jarang mengambil jatah MBG.

Menurut siswi itu, ada belasan murid lain di kelasnya yang mengalami diare.

"Kebetulan kemarin saya lupa nge-list untuk tidak ambil, jadi mau nggak mau harus makan kan, malah ternyata bikin sakit perut," ucap dia.

"Sebelumnya udah pernah (makan MBG), cuma udah lama nggak ambil juga. Karena memang menunya kayak kurang menarik bagi saya," imbuhnya.

Siswa kelas XII lainnya mengatakan di kelasnya ada 10 orang yang mengalami diare dari 15 orang yang menyantap menu MBG. Karena kejadian itu, ia dan teman sekelasnya sepakat untuk tidak mengambil jatah MBG hari Kamis (16/10).

Penjelasan SMA Muhammadiyah 7 Jogja

Sementara itu 65 siswa SMA Muhammdiyah 7 Jogja juga mengalami sakit perut hingga diare usai menyantap menu MBG.

Kepala SMA Muhammadiyah 7 Jogja, Darmansyah, membenarkan 65 siswanya mengalami gejala sakit perut dan diare.

"Memang ada kejadian tapi tidak berat, ya diare, ada anak-anak itu sampai 2-3 kali. Kelas X ada 12 siswa, kelas XI ada 25 siswa, kelas XII 28, jadi 65 siswa. Tapi mereka masuk semua, artinya nggak masalah," ujarnya Kepala SMA Muhammadiyah 7 Jogja, Darmansyah, Kamis (16/10).

"Gejalanya ada yang tadi malem, tadi di sekolah juga ada satu anak yang bolak balik ke kamar kecil. Ada beberapa yang izin memang (pulang)," sambungnya.

Di SMA Muhammadiyah 7 Jogja ada 351 siswa dan semua dibagikan MBG, namun menurutnya ada siswa yang tidak makan MBG. MBG yang sisa itu, kemudian diberikan ke siswa Kelas Khusus Olahraga (KKO) yang membutuhkan porsi lebih.

"Saya nggak berani mengatakan itu (sakit karena MBG), artinya secara lab kami tidak melakukan, jadi kami ndak berani mengatakan itu dari MBG. Nggak ada bukti klinis segala macem, karena banyak yang makan itu juga nggak apa-apa," ujarnya.

Darmansyah menduga, waktu distribusi yang berbeda antara SMA Muhammadiyah 7 dan SMA Teladan disinyalir menjadi faktor berbedanya jumlah siswa yang bergejala.

"Kita jam 8.30 WIB (MBG datang), sesuai waktu yang kita minta, jam 9.00 dimakan. Kalau Muga (Muhammadiyah 3) kan mintanya jam 7.00 jadi masih fresh, 7.30 mereka konsumsi untuk sarapan. Kalau Teladan siang," pungkasnya.

SPPG Wirobrajan Disetop Sementara

Saat menyambangi SMA Negeri 1 Jogja, Wali Kota Jogja, Hasto Wardoyo mengatakan operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Wirobrajan bakal disetop sekitar 2 minggu.

Hasto beserta rombongan juga memeriksa SPPG Wirobrajan sebagai penyedia MBG di sekolah itu. Hasto mengatakan, dari hasil krosceknya, makanan diberikan ke siswa pada Rabu (15/10) sekitar pukul 11.20 WIB. Kemudian gejala yang muncul pada siswa pertama pada Kamis (16/10) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB.

"Sehingga jaraknya 12-13 jam. Melihat kondisi ini, kalau saya (melihat) sebagai dokter, saya menganalisis kalau itu sebab dari makanan itu ada toksik yang sifatnya nonbakterial biasanya cepat, sekarang makan selang beberapa jam muntah-muntah," ujar Hasto di SMA Teladan, Kamis (16/10/2025).

"Kalau ini jaraknya 12-13 jam, dugaan saya kalau ada hubungannya maka itu adalah bakterial," sambung Hasto.

Hasto mengatakan, sampel menu MBG kemarin telah dikirim ke laboratorium kesehatan daerah untuk diperiksa.

"Iya (operasional) SPPG dihentikan sementara, sampai menunggu hasil evaluasi. Saya kira itu menjadi bagian protap, kalau ada situasi seperti ini ya dihentikan sementara," ujarnya.

Hasto dan timnya juga memeriksa sarana di SPPG Wirobrajan.

"Kalau sarana sepertinya sudah sesuai dengan standar, karena ini kan dilakukan asesmen juga sebelum operasional," ujar Hasto.

"Cuma dari diskusi tadi memang ada menu-menu baru, termasuk ayam kemarin itu termasuk menu baru. Tetapi kita tetap harus menunggu hasil laboratorium," imbuhnya.

Hasto menegaskan pihaknya tetap memberhentikan sementara operasional SPPG itu.

"Diberhentikan sampai hasil evaluasinya keluar. Kalau teorinya 2 minggu, paling cepat 1 minggu tapi tadi informasi dari SPPG bisa 2 minggu," tegasnya.

Halaman 2 dari 2
(dil/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads