Sesuai namanya, warung dawet ini terletak di Jalan Raya KH Abdul Wahab Hasbulloh, Dusun Ngledok, Desa Mojokrapak, Tembelang, Jombang. Persisnya di sebelah gapura perbatasan Kecamatan Tembelang dengan Jombang
Warung dawet milik pasangan suami istri Sumarjoko (51) dan Emi Andriyani (43), warga Dusun Ngledok ini sederhana, tapi teduh. Siapa sangka Dawet Ngledok ini berdiri sejak 1950 silam atau eksis selama 75 tahun.
Dawet Ngledok mempunyai cita rasa yang legit, gurih, lembut dan segar sehingga pas banget untuk melepas dahaga.
Manis dan gurihnya dari perpaduan santan kelapa dan gula jawa tanpa pemanis buatan. Sedangkan isiannya berupa dawet hijau berbahan tepung beras, serta agar-agar hunkwe dan bubur sumsum.
Tidak hanya dawet, Emi juga menyediakan aneka jajanan tradisional. Mulai dari kue cucur, gandos, hingga aneka gorengan. Sehingga lengkap rasanya menikmati es dawet sambil menyantap aneka kue. Terlebih lagi harga jajanan ini hanya Rp 1.000 per biji.
Meski saat ini dikelola generasi keempat, Dawet Ngledok tetap laris manis. Menurut Emi, rata-rata ia menjual 150 porsi dawet per hari dengan omzet Rp 800-900 ribu. Harga seporsi dawet ini sangat terjangkau, yaitu hanya Rp 5.000.
penikmat Dawet Ngledok juga datang dari kalangan Gen Z. Seperti Nailasasi (20) yang penasaran karena dawet ini viral di medsos. Ia dibuat kagum dengan cita rasanya setelah mencicipi kuliner tradisional ini.