Potret Kehidupan Tiga Keluarga Manusia Hutan di Pedalaman Mojokerto-Jombang

Ketiga pasutri itu yakni Saelan dan Lamini asal Nganjuk, Sakri (60) dan Poniyem (50) asal Desa Sumberjo, Wonosalam, Jombang, serta Jaini dan Insiati asal Nganjuk. Usia mereka tak lagi muda, tapi mereka memilih hidup dan bekerja di tengah hutan jati
Permukiman mereka terletak di tengah hutan jati yang dijuluki Watuseno. Saat ini, tersisa 3 rumah yang tersamarkan di balik lebatnya hutan jati Perhutani Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Lebak Jabung, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Jabung.
Permukiman ini bisa ditempuh naik motor dengan waktu kurang lebih 15 menit dari Dusun Jabung, Desa Lebakjabung, Mojokerto. Meski cukup lebar, akses ke lokasi itu masih beralaskan bebatuan dan tanah.
Rumah mereka pun jauh dari kata layak huni. Lantainya tanah, dindingnya bambu, dan tanpa plafon.
Untuk masak, mandi dan minum, mereka mengambil air dari Sumber Petung dan sungai terdekat. Itu pun airnya tak terlalu jernih.
Uniknya, meski hanya 3 rumah, permukiman ini berada di 2 kabupaten berbeda yang hanya dipisahkan jalan berbatu selebar 2 meter. Rumah Sakri masuk wilayah administrasi Jombang, tepatnya Desa Sumberjo, Kecamatan Wonosalam. Sedangkan rumah Saelan dan Jaini masuk Desa Lebak Jabung, Jatirejo, Mojokerto.
Dalam keseharianya. Mereka mencari menanam palawija yang menggunakan lahan milik perhutani.
Penerangan rumah juga terbatas. Mereka menggunakan penerangans seadanya yang terbuat dari botol berisi bahan bakar.
Ketiga pasutri itu yakni Saelan dan Lamini asal Nganjuk, Sakri (60) dan Poniyem (50) asal Desa Sumberjo, Wonosalam, Jombang, serta Jaini dan Insiati asal Nganjuk. Usia mereka tak lagi muda, tapi mereka memilih hidup dan bekerja di tengah hutan jati
Permukiman mereka terletak di tengah hutan jati yang dijuluki Watuseno. Saat ini, tersisa 3 rumah yang tersamarkan di balik lebatnya hutan jati Perhutani Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Lebak Jabung, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Jabung.
Permukiman ini bisa ditempuh naik motor dengan waktu kurang lebih 15 menit dari Dusun Jabung, Desa Lebakjabung, Mojokerto. Meski cukup lebar, akses ke lokasi itu masih beralaskan bebatuan dan tanah.
Rumah mereka pun jauh dari kata layak huni. Lantainya tanah, dindingnya bambu, dan tanpa plafon.
Untuk masak, mandi dan minum, mereka mengambil air dari Sumber Petung dan sungai terdekat. Itu pun airnya tak terlalu jernih.
Uniknya, meski hanya 3 rumah, permukiman ini berada di 2 kabupaten berbeda yang hanya dipisahkan jalan berbatu selebar 2 meter. Rumah Sakri masuk wilayah administrasi Jombang, tepatnya Desa Sumberjo, Kecamatan Wonosalam. Sedangkan rumah Saelan dan Jaini masuk Desa Lebak Jabung, Jatirejo, Mojokerto.
Dalam keseharianya. Mereka mencari menanam palawija yang menggunakan lahan milik perhutani.
Penerangan rumah juga terbatas. Mereka menggunakan penerangans seadanya yang terbuat dari botol berisi bahan bakar.