Monumen ini menjadi tetenger atau penadah sejarah perjuangan dari Joko Berek alias Raden Sawunggaling yang menjadi legenda Kota Surabaya.
Camat Lakarsanrti Yongky Kuspriyanto mengatakan monumen Ayam Jago ini sebagai cikal bakal berdirinya Kota Surabaya.
Yongky menyebutkan berdasarkan cerita para sesepuh di wilayah Kecamatan Lakarsantri. Joko Berek atau Raden Sawunggaling merupakan putra dari Adipati Jayanegoro, seorang raja yang berkuasadi Kadipaten Surabaya pada zaman dahulu.
Monumen setinggi 7 meter itu, sebagai simbol kesejahteraan warga Lidah yang dulunya bernama Lidah Donowati. Tempat di mana Raden Sawunggaling alias Joko Berek tinggal bersama ibunya Dewi Sangkrah.
Raden Sawunggaling atau Joko Berek merupakan nama populer di Jawa Timur. Joko Berek dipercaya warga sekitar sebagai sosok yang membabat alas (membersihkan hutan) di Kota Surabaya pada saat itu.