Jembatan Apung di Sidoarjo Solusi Warga Pangkas Jarak Menuju Mojokerto

Jembatan sepanjang 180 meter ini memangkas jarak tempuh warga yang hendak menuju kawasan industri Ngoro di Mojokerto hingga belasan kilomete



Dibangun pada tahun 2014, jembatan tersebut bersifat sementara dan hanya difungsikan saat musim kemarau.



Saat musim hujan tiba, jembatan harus dibongkar karena derasnya arus sungai berisiko menghanyutkan konstruksi yang ditopang drum plastik.



Jembatan apung ini terbuat dari kayu meranti dan kayu Kampar, dengan lebar sekitar 2,1 meter. Untuk menopangnya, digunakan 22 titik apung, masing-masing terdiri dari enam drum plastik sebagai pelampung. Total biaya pembangunan jembatan mencapai Rp 350 juta.



Pengelola jembatan apung, Gatot menyebutkan jika jembatan ini dibuat oleh seseorang dari Brebes yang saat ini tinggal di Desa Krembung, Sidoarjo.
Jembatan sepanjang 180 meter ini memangkas jarak tempuh warga yang hendak menuju kawasan industri Ngoro di Mojokerto hingga belasan kilomete
Dibangun pada tahun 2014, jembatan tersebut bersifat sementara dan hanya difungsikan saat musim kemarau.
Saat musim hujan tiba, jembatan harus dibongkar karena derasnya arus sungai berisiko menghanyutkan konstruksi yang ditopang drum plastik.
Jembatan apung ini terbuat dari kayu meranti dan kayu Kampar, dengan lebar sekitar 2,1 meter. Untuk menopangnya, digunakan 22 titik apung, masing-masing terdiri dari enam drum plastik sebagai pelampung. Total biaya pembangunan jembatan mencapai Rp 350 juta.
Pengelola jembatan apung, Gatot menyebutkan jika jembatan ini dibuat oleh seseorang dari Brebes yang saat ini tinggal di Desa Krembung, Sidoarjo.