Ritual ini dilakukan untuk mengenalkan kepada masyarakat bahwa ada 3 pusaka yakni (payung) Songsong Tunggul Wulung, (tombak) Tunggul Nogo, dan (sabuk) Angkin Cinde Puspito yang dipakai Raden Batoro Katong untuk babat alas Ponorogo.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun ini ada tambahan 2 pusaka baru yang turut dikirab. Yakni Kiai Pamong Angon Geni dan tombak Kiai Bromo Geni.
Pusaka ini diarak dari Setono atau Makam Batoro Katong (lama) ke Ponorogo Tengah (baru). Para pengiring yang bertugas membawa pusaka itu oleh para bergodo diikuti para pejabat di lingkungan Pemkab Ponorogo.
Selama perjalanan membawa pusaka itu ke Pringgitan (rumah dinas Bupati). Para pejabat yang turut kirab juga membagikan jajanan kepada para penonton atau masyarakat. Ini sebagai simbol berbagi rejeki.
Air bekas jamasan pun jadi rebutan warga karena diyakini memberi manfaat.