Jelang Idul Adha Perajin Tusuk Sate di Lumajang Kebanjiran Pesanan

Salah satunya perajin tusuk sate, Idris (42) mengaku kebanjiran permintaan.Banyaknya pesanan ini tak lepas dari kebiasaan masyarakat untuk membakar sate saat Idul Adha


Dengan dibantu lima orang pekerjanya, Idris memproduksi tusuk sate sebanyak 2 ton atau 200.000 tusuk sate per bulannya, namun kini permintaan mencapai 5 ton atau 500.000 tusuk sate.


Pesanan tidak hanya datang dari Lumajang, namun dari kabupaten Jember, Probolinggo dan Banyuwangi.


Untuk membuat tusuk sate ini, bambu rampal dipotong dan dibelah. Bambu yang sudah dipotong kemudian dimasukkan mesin serut dan selanjutnya dikeringkan di bawah terik panas matahari. Bambu dimasukkan ke dalam mesin untuk dihaluskan dan diruncingkan.


Tusuk sate berbahan bambu rampal ini dijual seharga Rp 10.000 untuk 100 tusuk sate. Dari usaha ini, perajin tusuk sate bisa meraup cuan hingga Rp 50 juta rupiah per bulannya.

Salah satunya perajin tusuk sate, Idris (42) mengaku kebanjiran permintaan.Banyaknya pesanan ini tak lepas dari kebiasaan masyarakat untuk membakar sate saat Idul Adha
Dengan dibantu lima orang pekerjanya, Idris memproduksi tusuk sate sebanyak 2 ton atau 200.000 tusuk sate per bulannya, namun kini permintaan mencapai 5 ton atau 500.000 tusuk sate.
Pesanan tidak hanya datang dari Lumajang, namun dari kabupaten Jember, Probolinggo dan Banyuwangi.
Untuk membuat tusuk sate ini, bambu rampal dipotong dan dibelah. Bambu yang sudah dipotong kemudian dimasukkan mesin serut dan selanjutnya dikeringkan di bawah terik panas matahari. Bambu dimasukkan ke dalam mesin untuk dihaluskan dan diruncingkan.
Tusuk sate berbahan bambu rampal ini dijual seharga Rp 10.000 untuk 100 tusuk sate. Dari usaha ini, perajin tusuk sate bisa meraup cuan hingga Rp 50 juta rupiah per bulannya.